Pages

20160413

Bersediakah?

Kalu kata bang Tere Liye sih gitu,
Jangan cari yang bersedia disaat seneng dan happy-happy aja,
karena menikah tak sesederhana itu,

Tapi cari juga yang bersedia:
marah-marahan,
ngambek-ngambekan,
Baper-baperan,
berantem-beranteman,
tinju-tinjuan,
gulat-gulatan,
sumo-sumoan,
Karate-karatean,
balap-balapan,
Lari-larian,
ehh, kenapa malah jadi ke olahraga pula perginya? 😅

Yah, intinya kurang lebih begitu,
Karena emosi juga begitu adanya, bervariasi..
datang dan pergi saling berotasi,
silih berganti sesuai suasana hati,

Aiiissh, ngomong apaan sih gue? 😅😅😅

Jadi intinya,
Bersediakah?
Bersediakah?
Bersediakah kamu?
(Sambil kedip-kedipin mata yang membulat dan berkaca-kaca sambil meletakkan kedua telapak tangan di dagu versi kartun-kartun anime)







#baiklah, abaikan saja.
angap saja ink efek ketidakstabilan emosi yg disebabkan pengaruh hormonal (membela diri 😜)

20160327

Antara Aku dan Manggis

Ada apa antara aku dan manggis? gak, gak ada hubungan apa-apa kok. Hubungan kita baik-baik aja, simbiosis mutualisme 😁

Jadi tadi pagi itu nganterin mama belanja ke pasar. Karena emang dasarnya suka buah, jadilah suka minta ke mama beliin buah ini dan itu. Ehh, dasarnya emak-emak yang perhitungan dan kali-kali nya untuk hemat itu super duper ketat sekali (dijamin guru matematika aja kagak ngerti itu rumusnya) mama itu suka mikir-mikir dulu buat ngabulin permintaan anaknya ini apa kagak.

Secara aku udah pasang tampang innocent, kedip-kedip, mencoba ber indirect speech sama mama, semoga mama peka dengan kode-kode yang aku berikan. Peka sih, cuma dibelikannya ga sesuai yg diinginkan, hiks.. Alhasil jadilah mulai saat ini kalu nganterin mama kepasar bawa duit sendiri. Jadi nnti kalu ada buah yg dipengen bisa beli. Tinggal minta tolong mama aja buad nawarin dan milihin mana yang seger-seger.

Jadilah, sebenernya tadi pas nganter mama ke pasar berharap si bapak-bapak yang jualan manggis imut-imut kemarin masih jual itu manggis. Soalnya kemaren pas minta beliin mama cuma di beliin stngah kilo doank, ya langsung abis sekali makan 😂😂😂.
Okeh, setelah kode2 mama, akhirnya mampir juga deh tu ke tempat bapak-bapak yg kemarin jualan manggis. Alhamdulillaah manggis imut-imutnya masih ada.

Eh, walau imut-imut gitu manggisnya manis loh ya. Manis banget. Kalu kata orang minang, "manyalinok bana manihnyo". Mama nanya, mau berapa van? Setengah aja lah ya? Aku langsung bilang, sekilo aja ya ma, please (dengan mata berbinar-binar) biar vanny aja yg bayar sambil ngeluarin duit dari saku 😁 mak saya senyum sambil geleng-geleng kepala saja. Dalam hati berkata, yes, alhamdulillaah berhasil dan ga kena protes!! 😊😁

Okeh, sudah cukup intro dan pembukaannya sepertinya. Sesampainya di rumah, mama heran dan bertanya "kenapa sih segitu sukanya ama manggis van? Biasanya lebih suka semangka?"
"Iya ma, semangka suka juga. Tapi manggis ini kan langka. Musim-musiman. Ga tiap hari juga ada yg jual di pasar"
Sambil manggut-manggut dan ikutan makan manggis tiba-tiba mama nyeletuk,
"Oh iya, waktu mama hamil vanny dulu, mama kan emang ngidam pengen makan manggis. Pantesanlah suka bgt gini ya van"
Dan mama pun tertawa setelah bernostalgia dengan masa kehamilannya saat mengandung aku dulu.

Nah loh ma, berarti yg ngebuat vnny jadi suka manggis itu mama ya? Tadi malah nanya kenapa bisa suka banget 😅. Hahaha, jadilah kita ketawa-ketiwi sambil menikmati manggis yang manis ini.

Eh, tapi beneran loh ya, selama ini suka manggis, aku baru ngeliat pohonnya langsung itu akhir tahun 2015 kemaren pas main ke kebun raya bogor. Kalu ga ga bakal tahu deh tu bentuk pohonnya bagaimana. Dulunya ngirain kalu pohonnya itu kaya pohon markisah gtu, yang tumbuhnya merambat. Eh ternyata pohonnya tinggi gede kaya pohon jambu bol.

Soalnya dulu waktu aku masih kecil, tiap beli buah manggis, pasti ada aja yg ngasih tebakan lawas ini "bertelur di awang-awang, menetas di telapak tangan, apakah itu?" Yah, si buah manggis itu jawabannya. Kirain manggisnya mengawang-awang kaya markisah gtu, padahal semua buah yg batangnya tinggi emang buahnya pada tergantung di awang-awang yak, hehehe.

Lanjut, ada satu ibroh ni sepertinya yang bisa kita ambil.dari si buah manggis ini. Jangan suka su'udzon, jangan menilai sesuatu hanya dari luarnya saja. Sama kaya manggis ini, siapa sangka buah yang bewarna ungu kehitaman dan jelek ini, ternyata memiliki isi yang putih bersih dan manis luar biasa banget rasanya? Makanya kalu belum kenal seseorang itu secara mendalam, ga usah menghakimi dulu, ga usah nge judge yg enggak-enggak dulu. Karena siapa yg tahu, walau luarnya itu ganas, serem, eh tapi hatinya baik, sifatnya dermawan, who knows kan??

Jadi, intinya ga boleh suudzon. Ga boleh asal nge judge. Karena bisa jadi orang yang kita judge itu jauh lebih baik daripada kita. Dan jangan tertipu hanya karena melihat luarannya yang cantik, bagus dan indah. Karena apa yang ada di dalamnya belum tentu begitu. So, jadilah seperti buah manggis. Yang tampilannya sederhana dan apa adanya, namun memiliki isi yang putih, bersih, dan manisnya luar biasa.

20160324

Karena Rezeki takkan Tertukar

Akhir-akhir ini berita dan media sosial dihebohkan dengan demonya para pengemudi taxi dengan hadirnya taxi yang berbasis online, atau dulunya kita sempet denger juga ojek pangkalan yang ga terima dengan kehadiran ojek online atau yang lebih kita kenal sebagai gojek. Mengapa?
Atau jauh sebelum ini, banyak hal serupa tapi tak sama yang terjadi seperti ini. Mungkin kita yang tidak meyadari, tapi inilah yang terjadi. Masih ingatkah betapa dulu sewaktu saya masih duduk di bangku berseragam putih dongker dan putih abu-abu, hape dengan merk nokia itu menjadi primadona. Luar biasa sekali rasanya kalu sudah punya hape dengan brand tersebut, walaupun bukan series yg terbaru.

Namun seiring berjalannya waktu, dan berkembangnya inovasi dan teknologi, perusahaan hndphone yang merajai pasaran dunia itupun dikalahkan dengan inovasi terbaru komunikasi yang kini kita kenal sebagai android, bahkan brand "apple" nya steve job juga hampir kalah saing dalam penjualannya.

Dulunya kita yang harus berbelanja kepasar tradisional untuk mencari-cari ikan segar, kini di kota-kota besar kita bisa membeli ikan-ikan segar melalui pusat perbelanjaan dengan penyejuk ruangan. Tak hanya ikan, sayur, buah, sembako, furniture, alat elektronik, hingga pakaian dijual di satu tempat yang sama. Tapi proteskah para pedagang-pedagang yang masih berjualan di pasar tradisional dengan pengusaha pusat perbelanjaan modern?

Begitu juga kita yang biasa membeli barang kebutuhan sehari-hari ke warung kelontong milik tetangga, namun kini lebih tertarik untuk berbelanja ke mini market - mini market dengan penyejuk udara. Yah, mini market ini telah mejamur kehadirannya dimana-mana. Termasuk di kota.kecil yang aku diami saat ini. Siapa sangka kehadiran mereka disini pun menjamur banyaknya. Padahal barang yang dijual disana kurang lebih sama dengan yang dijual di warung tetangga kita. Lalu, apakah pemilik warung protes dan lantas malah gulung tikar?

Begitu juga dengan ramainya toko-toko online yang menjamur adanya. Yang menjual segala macam benda. Kita tidak perlu kemana-mana. Cukup duduk manis dan memilih-milih dengan smartphone yang kita punya. Tinggal transfer, lalu barang yang kita inginkan akan tiba dirumah tanpa harus kemana-mana. Lalu tutupkah toko-toko yang ada? Tidak, mereka tetap buka karena percaya tetap ada pelanggan yang akan datang dan membeli barang dagangan mereka.

Begitu juga dengan kemudahan komunikasi saat ini. Saat dulu surat menyurat adalah sarana komunikasi satu-satunya untuk.menghubungi seseorang yang jauh disana. Berukar kartu pos dan surat menyurat. Hingga lahirlah lagu "surat cinta" dari Vina Panduwinata yang ikut melejitkan nama pak pos yang berjasa. Tapi kini, dengan kemudahan teknologi yang ada, berkirim surat pun sudah mulai kurang tenarnya. Kini kita bisa berkomunikasi dengan orang-orang dari belahan bumi mana saja dengan biaya yang terjangkau. Yah, sejak ada internet, whatsapp, line ,bbm dan apapun nama aplikasi chattingan lainnya.

Lalu, apakah pak pos marah dan puus asa? Karena profesinya sudah bisa diambil alih oleh semua aplikasi chattingan yang ada? Jangankan mengirim pesan, dengan kecanggihan teknologi pun kini kita bisa vodeo call. Walaupun berbeda kota dan negara, tapi kita masih bisa berkomunikasi sambil bertatap muka. Luar biasa memang kecanggihan dan inovasi teknologi yang ada.saat ini.Tapi pak pos masih setia dengan tugasnya untuk mengantarkan surat-surat yang ada. bukannya malah protes dengan segala kemudahan komunikasi yang ada.

Tapi, walau bagaimanapun berkembangnya inovasi dan teknologi saat ini, mengapa harus putus asa dan merasa seolah-olah merka merebut lahan dan rezeki kita? Bukankah jauh sebelum lahir sudah Allah tetapkan 3 hal.atas diri kita: rezeki, jodoh, dan juga maut. 

Lalu mengaoa harus risau? Bukankah rezeki itu takkan tertukar? Jangan gantungkan rezeki pada orang lain, jangan berharap kepada orang lain, berharap, bergantung, dan memintalah kepada Yang Maha Kaya, Yang Maha Memberikan rezek. Siapa? Allah SWT. Ya, rezeki itu Allah yang ngatur, Allah yang kasih, Allah yang beri. Sedangkan hewan yang lemah dan kecil tak berdaya saja dijamin rezekinya sama Allah apalagi kita manusia yang di anugrahi akal dan pikiran.

Yang Allah mau, adalah kita berusaha semaksimal mungkin. Berusahalah semampunya. Berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mencari rezeki-Nya. Karena rezeki takkan kemana. Rezeki takkan tertukar. Berusaha saja semaksimal yang kita mampu. Tapi ingat, berusahalah untuk mencari rezeki sebaik-baiknya. Bukan mencari berapa banyak nilainya, tapi carilah berkahnya dan dengan cara yang halal untuk mendapatkannya. Insyaallah itu lebih berkah.

Terkadang perkembangan zaman saat ini memang membuat kita geleng-geleng kepala. Tapi sikapilah ini semua dengan bijak. Sikapi dengan hati, bukan dengan emosi. Sekali lagi percayakan saja rezeki kita pada yang maha memberikan rezeki. Percayalah, Rezeki iu takkan tertukar. Kalau memang rezeki, insyaAllah ga kemana. Jadi, ga usah iri ya sama rezeki orang lain. yang penting itu usaha dan bagaimana kita mendapatkannya, apakah dari jalan yang di ridhoi Nya atau malah dari jalan yang di murkaiNya.























_iseng kepikiran soal perkembangan zaman dan rezeki, soalnya di kantor sistem lagi rusak dan ga bisa kerja juga. Selamat siang...._

20160321

Hujan part 2

Alhamdulillaah hari ini hujan kembali turun menyapa bumi.
Finally, akhirnya kesampaian juga bisa ujan-ujanan pas pulang kerja.
Basah sih, tapi happy (: #nostalgila #masakecilterlalubahagia soalnya, hehe.
 

Katanya sih ga boleh ngaku-ngaku pecinta hujan kalau masih takut kebasahan karena hujan-hujanan,
Aku ga takut hujan, ga takut basah juga, cuma terkadang malu aja kalu kepergok atau ketauan lagi mandi hujan, hihihi.


ya, sore ini hujan kembali menyampaikan rindunya langit kepada bumi.
Hujan merupakan bukti cinta langit kepada bumi.
Karena walaupun mereka berjauhan,
Langit tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi bumi.


yah, jika langit gelap adalah kerinduan,
Maka hujan adalah pertemuan.
Hei, tapi aku tak rindu.
Cukup temui aku dalam doamu yang paling khusyu'
dan hanya ingin menyampaikan pesan yang satu,
Sampai ketemu di depan penghulu (":





Baiklah, abaikan saja.
Mungkin sedikit baper karena ngeliatin hujan dari balik jendela.
  

20160317

Having Mood or Being Mood

Copy dr grup WA,
Semoga bermnafaat, kembali ke intinya, bahwa bahagia itu sederhana(:



KISAH (NYATA) DI BALIK RASYAD FOUNDATION

Anak kecil ini hebat, namanya Rasyad asal Kuwait, usia 7 tahun, putera tunggal milyuner Kuwait.

Saat itu ia terbaring di rumah sakit, 23 hari diopname tanpa di-temani papa mamanya yang kebetulan sibuk dengan pekerjaannya.

Hari ke-23, papa mamanya datang menjenguk dan meminta maaf karena tak sempat mendampinginya.
Papa mamanya menghiburnya sambil berkata, "Papa mama sibuk untuk mempersiapkan masa depanmu sayang."
Papa mamanya menunjukkan foto2 proyek dan rumah yang tengah dibangunnya untuk dirinya kelak, disamping rumah yang tengah di tempatinya sekarang.

Anak ini tersenyum dan bertanya,
"Siapa yang bisa menjamin hari esok saya masih hidup, papaku dan mamaku?
Siapa yang menjamin semua yang papa mama miliki saat ini adalah untukku?
Dan apa manfaat semua yang papa mama miliki apabila nanti tak ditempati?"

Anak yang baru sekolah di kelas SD ini pun akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan  senyuman yang betul2 "memukul" hati orangtuanya.
Apa yang terjadi pada orangtuanya selepas wafatnya ananda tercintanya merupakan kisah yang tak kalah mengharukan.

Setelah anak kecil itu dikuburkan, rumah tangga menjadi senyap, sesekali terdengar isak tangis, tangis kesedihan bercampur penyesalan. Kesedihan mendalam memang seringkali ditandai dengan diam, walau tak jarang juga ditandai dengan teriakan umpatan kesedihan atau jeritan duka.

Hari2 berlalu dengan evaluasi kehidupan pasangan ini. Sayangnya, evaluasi yang dilakukan bukan didasarkan pada kedewasaan pikir dan ke-matangan emosi.

Si suami menyalahkan si istri yang ikut2-an berkarir sehinga melupakan tugas utama seorang ibu yang menjadi "taman surga" bagi anaknya.

Si istri menyalahkan suami yang setiap hari bicaranya hanya soal duit, duit dan duit.

Pertengkaran pun memuncak, si suami menyebutkan kata cerai untuk nya.

Si istri menjerit dan membanting semua yang ada di sekitarnya, termasuk foto keluarga yang ada di sampingnya.

Foto itu adalah foto dirinya, suaminya dan anaknya yang sedang tersenyum di suatu taman yang pernah dikunjunginya.
Foto itu baru saja dipasang satu bulan sebelum Rasyad sang anak masuk rumah sakit.

Foto itu dilemparkan, kacanya pecah berserakan, sebagian mengenai wajah sang suami.
Tak sengaja, di balik foto itu ada tulisan anaknya, berbunyi,
"Mama Papa, semoga kita bertiga senantiasa menyatu sampai di akhirat kelak."

Suami istri ini akhirnya terdiam, lama saling memandang, akhirnya terlarut dalam tangisan jiwa yang mendalam.
Merekapun saling mendekat, kemudian saling merangkul. Suaminya berbisik, "Kita tidak boleh berpisah. Kita harus bersatu selalu, dengan anak kita, sampai ajal menjemput kelak."

Setelah mereka rujuk, ada perubahan mendasar dalam kehidupan mereka. Perubahan yang secara tiba2 karena suatu peristiwa luar biasa yang menyentuh diri sehingga menjadi landasan pacu titik balik kehidupan dalam psikologi disebut dengan epifani.

Konsep kehidupannya yang awalnya adalah kerja, kerja dan kerja berubah menjadi ibadah, ibadah dan kerja.

Sejak saat itu definisi hidupnya berubah dari "having mood" menjadi "being mood".
Having mood adalah perasaan bangga karena memiliki walau tidak bisa menikmati dan memanfaatkan. Sementara being mood adalah merasa bangga dan bersyukur dengan apa yang dijalani walau tak banyak yang dia miliki.

Orang yang punya 10 mobil, tapi yang digunakan hanya satu saja. Merasa nyaman dan gengsi dengan kepemilikannya itu padahal tidak digunakannya, maka ia terjangkit penyakit "having mood."

Sementara yang tidak punya mobil, tapi bisa menikmati hari2-nya walaupun dengan naik kendaraan umum, maka ia tipe orang bahagia dengan "being mood."

Kita termasuk yang mana..?

Orang tua Rasyad ini kemudian mewakafkan beberapa rumah dan cottage yang dimilikinya untuk  menjadi pusat kegiatan agama yang diberi nama Rasyad Foundation.

Semoga kita dapat menghargai anak2 kita sebagai anugerah dan menjadi
anugerah bagi yang lainnya.

Mari kita melawati hari kita dengan sederhana dan bersyukur.

20160315

Hujaaan :)

Langit mendung kelabu seharian ini. Panas terik yang mencapai suhu 36°C kemarin berganti dengan suasana yang sejuk dan sendu. Awan hitam menggelayut sepanjang hari, bermula dari gerimis di pagi hari, hingga hujan lebat di sore ini.

Alhamdulillaah, semoga dengan turunnya rahmatNya ini, bisa membatalkan musim asap yang siap menghampiri kota kecil ini. Ya, kotaku ini memang langganan asap hampir disetiap tahunnya. Semoga tahun ini si asap alpha menyapa. Move on donk asap, jangan balik-balik lagi, hehe.

Hujan. Ya, aku suka hujan. Mengapa? Entahlah, tak tau pasti juga apa alasannya. Tapi aku suka memandangi rintik-rintik air langit yang turun membasahi bumi. Aku suka mendengarkan nyanyian yang disenandugkan hujan. Rasanya memberikan kedamaian tersendiri.

Aku ingin seperti hujan, yang tak pernah berhenti kembali walaupun sudah tahu rasanya jatuh berkali-kali. Ya, hujan tak pernah menyerah mendatangi bumi. Ia membiarkan dirinya jatuh mengikuti gravitasi, memberikan kesuburan dan kehidupan bagi seluruh penduduk bumi. Aaah,, betapa baiknya engkau hujan. Tak pernah menyerah dan behenti memberikan kebaikan.

Ya, hujan itu adalah rahmat. Rahmat yang diberikan Allah kepada seluruh penduduk bumi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S 42:28

ﻭَﻫُﻮَ ٱﻟَّﺬِﻯ ﻳُﻨَﺰِّﻝُ ٱﻟْﻐَﻴْﺚَ ﻣِﻦۢ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﻗَﻨَﻂُﻮا۟ ﻭَﻳَﻨﺸُﺮُ ﺭَﺣْﻤَﺘَﻪُۥ ۚ ﻭَﻫُﻮَ ٱﻟْﻮَﻟِﻰُّ ٱﻟْﺤَﻤِﻴﺪ
ُ "dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji."

Kalau bukan karena rahmatNya, maka bumi ini akan menjadi kering dan tandus. Tapi karena kasih sayangnya, ia turunkan tetesan-tetesan air yang membawa kesuburan, yang menumbuhkan tanaman-tanaman dan buah-buahan. Ia turunkan tetesan-tetesan air yang menyejukkan kehidupan. Lalu mengapa manusia masih berputus asa? Masih tidak mau mengambil pelajaran dari hujan?

Ya, hujan itu adalah rahmat-Nya. Tahukah kamu, hujan juga merupakan salah satu waktu dimana doa-doa kita diijabah sama Allah,
Jadi kalau hujan, daripada menggerutu mikiran jemuran yg kebasahan, ga bisa pulang tepat waktu karena hujan, ataupun alasan lainnya, mendingan banyak-banyakin doa aja. karena Dia Maha Mendengarkan dan insyaAllah diijabah dengan jawaban terbaik dari sisiNya.

Hujan itu juga membawa kenangan. Tak jarang hujan juga membawa khayalku pada masa yang akan datang. Tak hanya kenangan dan khayalan, tapi hujan juga menawarkan ketenangan. Aaahh,, banyak sekali rasanya cerita dibalik hujan. "Lets dancing in the rain". Sesekali rasanya ingin mandi hujan. Ingin menikmati setiap tetesan airnya menyentuh wajah. Tapi kadang malu juga, masa udah gede gini masih mandi hujan, hehe, tengsin donk 😜

Sebenarnya tadi pas pulang ngantor pas banget tuh moment nya buad mandi hujan, tapi sayangnya ga bawa motor. Jadi gagal deh mandi hujannya. Tapi aku tetap menikmati perjalanan pulang yang ditemani oleh rintik-rintik airnya yang jatuh ke jendela. Semoga hujan kan datang kembali, ku harap dia tak pernah jemu untuk menyapa kembali, walaupun tahu bagaimana rasanya jatuh berkali-kali. 😊

20160313

Maafkan Lidah yang tak Bertulang

Sudah lama tak bercerita dengan seorang sahabat ini, aku akui dia memang memiliki karakter yang super duper cuek bebek. Aku rasa kita setipe, sebelas dua belas lah yaa, mungkin itu alasannya mengapa kita masih cocok-cocok saja sampe saat ini, sudah paham kekurangan dan kelebihan masing-masing. sudah bisa menerima apa adanya diri kita masing-masing.

Ya, cuma dia. Cuma dia satu-satunya yang berani negur, berani ngingetin kalu salah, berani ngebantah argumen-argumen aku kalau memang ga bener. Yang rela dengerin cerita-cerita dan curhatan aku yang bisa dibilang ga penting-penting amat ampe tengah malem dan besok paginya mesti berangkat kerja pagi-pagi , dan sore tadi dia baru saja menyadarkan aku betapa sifat blak-blakan dan kejujuran yang aku miliki tak jarang membuat orang-orang tersinggung dan merasa tersakiti. Dia sudah menasehati sebelumnya, terimakasih sudah mengingatkan kembali 

Yah, aku dibesarkan dengan latar belakang keluarga yang mengajarkan dan mengutamakan kejujuran, kalau suka bilang suka, kalau iya bilang iya, kalau gak ya bilang enggak. Satu lagi mungkin dari intonasi suara yang memang terkesannya jutek dan marah-marah. Padahal dalam hati sebenarnya niatnya baik, tapi ga tau kenapa keluarnya malah begitu . Itu nada bicara emang udah dari sononya ya, jadi emang agak susah juga ngerubahnya, tapi walaupun sulit aku kini tengah berusaha merubahnya, semoga saja tak ada lagi yg tersakiti saat mendengarnya.


Ya, jujur itu baik. Namun terkadang kejujuran yang blak-blakan itu juga menyebabkan ketersinggungan. Aku baru tau kalau ternyata dulu banyak diantara kalian yang merasa tersakiti oleh lisan ini, bahkan ada yang katanya sampe berurai air mata. Maapkeun, maapkeun sangat ya teman-teman semuanya,  sungguh tak ada niat untuk seperti itu sebenarnya. Tapi memang lidah itu tak bertulang.

Ada satu alasan mungkin yang menyebabkan mengapa aku memiliki salah satu kepribadian dan sikap yang begitu. Aku masih melakukan proses cleansing diri untuk mencari akar permasalahannya. Karena tentu saja ini sudah mengakar lama tanpa aku sadari dan tahu persis apa penyebabnya. Semoga itu penyebabnya segera ketemu dan nisa move on untuk jadi lebih baik lagi yaa, Aamiin.

20160312

Untukmu yang akan Menjadi Masa Depanku


Hai kamu, sedang apa disana? Baik-baik sajakah?
entah mengapa dalam kesibukanku, aku masih saja memikirkanmu.
ya, kamu.
Kamu, yang dulu bagiku adalah sebuah ketidakmungkinan yang kini setiap hari aku semogakan.

Biarkanlah aku mendekapmu dalam kerinduan yang ku jaga dalam diam.
Karena, jika tidak dengan diam aku bisa apa?
Karena, jika tidak dengan diam aku harus bagaimana?
Karena diamku bukan berarti tak bernilai apa-apa.
Karena diamku bukan berarti tak peduli apa-apa.
Biarkan saja aku memendam rasa ini dalam diam. Karena dengan mengumbarnya, aku takut ia akan menjadi hambar dan memudar.

20160304

Nabung 20 Ribu

Mungkin kalian pernah baca postingan tentang nabung 20 ribu ini. Ya, aku pun menjadi terinspirasi untuk menabung 20 ribu ini karna baca postingan di fb kalau ga salah. Dimana peraturannya dalam menabung 20 ribu ini, setiap kamu ketemu uang 20 ribu, maka wajib hukumnya untuk ditabung.

Ya, setiap ketemu uang 20 ribu, maka itu duitnya wajib dimasukkin kedalam celengan. Nah, kalau aku make media celengannya dari bekas botol air mineral, karena botolnya bening dan isinya ijo-ijo, jadilah aku menamainya celengan ijo.

20160229

Antara Ego, Harga Diri, dan Proses Belajar

Terkadang diri ini masih bersaing sekuat tenaga untuk mengalahkan ego yang meninggi. Kekakuan ego ini telah terbangun dalam hitungan waktu yang tak dapat dianggap sebagai angin lalu. Mulai terbentuknya self mechanism yang menguat setiap harinya setelah berupaya dibangun selama bertahun-tahun lalu, aku akui tidak mudah memang untuk membobol sedikit dindingnya agar terpasang pintu yang mampu membuka dan mengurai egonya yang terlanjur membeku.

Aku akui sulit memang, ketika memiliki prinsip yang sudah megakar kuat menancap ke bumi, namun perlahan harus mulai melonggarkan pijakannya karena mulai mencoba memahami dan mengerti ego lain yang datang dari luar dirinya. Prinsip yang seharusnya mulai bisa teruraikan untuk beberapa alasan yang sehat dan masuk akal, namun entah mengapa hati masih enggan merelakannya mecair dan mengalir mengikuti arusnya, karena masih ada satu batasan yang membuatnya terbentur dan belum bisa mengalir dengan semestinya.

Mencoba untuk memahami ego lain yang ada di luar diri ini tidak mudah memang. Bagaimana mungkin degan mudahnya kita bisa menyatukan dua kepala untuk satu pemahaman, Dua pemikiran, dua kepribadian dan dua prinsip yang berbeda meski pada ujungnya memiliki satu tujuan yang sama.
Menekan ego pribadi yang meski terkadang serasa melukai harga diri, karena berusaha untuk memahami dan saling mengerti. Ya, mungkin memang sudah saatnya tak lagi hanya mengikuti ego pribadi. Tapi benarkah sudah saatnya bagi diri ini untuk berbagi? 

Belum, belum saat ini sepertinya. Sedikit lagi. Ya, hanya butuh waktu sesaat lagi saja. Biarkan saja kini aku belajar menetralisir ego pribadi yang ada. Karena ternyata untuk mengendalikannya tak semudah membolak-balikkan telapak tangan. Rasanya sesulit musafir yang berada di padang pasir yang begitu merindukan tetesan-tetesan hujan. Sulit memang dan tak dapat di prediksi. Unpredictable.

Untuk waktu yang tersedia ini, mari kita belajar bersama, belajar untuk mengendalikan ego ini bersama-sama. Belajar mengerti, karena pada dasarnya semua orang ingin dimengerti. Belajar untuk mengalah, karena tak selamanya mengalah berarti kalah. Belajar menahan amarah, karena membiarkannya hanya akan menambah banyak masalah. Belajar untuk memafkan, memaafkan semua kesalahan baik yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan, karena tak ada manusia yang luput dari kesalahann. Belajar untuk menerima, menerima semua kekurangan dan kelebihan yang ada. Belajar untuk saling memahami, karena seni yang paling indah dalam hidup ini adalah seni memahami, ya, seni untuk bisa memahami kamu.





_aku disini yang masih berusaha mengurai ego tanpa merasa melukai harga diri_

20160225

Pertemuan dan Perpisahan

Hidup ini memang diawali degan sebuah pertemuan. Pertemuan pertama kita saat lahir ke dunia ini bisa dipastikan adalah dengan ibu bidan ataupun pak dokter yang sudah membantu proses persalinan sang Ibu. Jadi, pertemuan pertama kita itu bukan dengan ibu, melainkan dengan ibu bidan, hehe. Setelah disambut oleh bidan ataupun dokter, barulahbkita bisa bertemu dengan ibu yamg telah ikhlas dan rela ngebawa-bawa kita selama 9 bulan didalam perutnya.

Okeh, kali ini saya bukannya mau membahas bagaimana perjuangan seorang ibu yang sedang melahirkan, melainkan tentang sebuah perjumpaan. Perjumpaan pertama kita dengan ibu bidan ataupun dokter yang membantu proses persalinan, bisa jadi hanya sekali itu saja dalam hidup kita. Siapa sangka bahwa hanya dalam waktu hitungan jam, kita akan berpisah dengannya. Jujur, saya aja ga kenal ama dokter yg membantu mama sewaktu melahirkan saya, padahal itu dokter jasanya sungguh luar biasa karna udah membantu menyelamatkan nyawa saya dan mama. Secara mama mengalami pendarahan yang hebat sekali saat melahirkan saya. Kata mama, saya adalah anak yang proses persalinannya terasa sangat berat dan melelahkan, benar-benar terasa perjuangan antara hidup dan matinya. Secara mama harus bedrest total, ga boleh turun dari tempat tidur selama 48 jam setelah melahirkan. Terimakasih banyak atas bantuan dan jasanya ya Pak Dokter, walaupun saya gak tau bagaimana wajahnya, dimana dan bagaimana keadaan beliau saat ini.

Ya, begitulah pertemuan. Setiap pertemuan memang akan selalu di akhiri dengan perpisahan. Setelah berpisah, makan akan diawali kembali dengan sebuah pertemuan. Ya, begitulah hidup ini, bertemu dan berpisah. Ada orang-orang yang memang bertemu dan berpisah dengan kita berkali-kali setiap harinya. Contohnya teman kantor ato kuliah. Setiap pagi kita bertemu, sorenya berpisah lagi, besok paginya ketemu lagi, eh sorenya berpisah lagi. Begitu selalu setiap harinya. Sehingga terkadang membuat kita lupa apa makna dari sebuah pertemuan dan perpisahan.

20160224

Hai Para Pengendara

Pagi ini mumpung belum banyak kerjaan, kayanya bolehlah diselingi menulis disini daripada bengong-bengong browsing ga jelas. Sebenarnya udah lama pengen nulis tentang hal ini disini, tapi ya begitu, tapi yang hanya memberikan alibi agar bisa dimaklumi :p

Megapa diberi judul "Hai Para Pengendara"? Karena aku, kamu, dan notabene nya kita semua ini adalah para pengendara kendaraan bermotor di jalan raya. Tidak pun kamu sebagai pengendara, tapi setidaknya setiap kita pasti pernah merasakan berkendara di jalan raya (walaupun ga naik kendaraan pribadi, senggaknya pasti pernah naik angkot, bus kota, bajaj, becak, ato tukang ojek kan?).

Melihat perilaku orang-orang ya berkendara di jalan raya itu memang macam-macam ya. Cobalah sesekali memperhatikan dan observasi lah, tidak jarang apa yang dilihat itu bikin istighfar, ngucap2, geleng2 kepala, dan terkadang sedikit terbawa emosi dan ngomel- ngomel sendiri. Pasti pernah ngerasain kan?

Saya selaku pegendara di jalan raya mengakui bahwa terkadang melihat perilaku teman-teman sejawat saya yang juga para pengendara ini bener-bener menguji iman dan kesabaran. Apalagi kalu lagi bawa roda dua, kadang suka selap selip kanan kiri biar cepat sampe ke tujuan.

Ngebawa kendaraan roda dua itu memang lebih cepat, praktis, daripada bawa roda empat. Kalu bawa roda dua itu bawaannya pengen cepat sampe aja, agak sedikit tidak sabaran, klu panas ga kehujanan, kalu hujan ga kepanasan :D bisa selip kanan kiri, tapi resikonya juga gede sih, salah-salah mengambil perhitungan, jatuh, dan efek celakanya juga jauh lebih besar.

Terkadang suka sebel dan kesel sendiri geliat para pengendara roda dua ini alias para pengendara motor. Kesel kenapa?

1. Kebanyakan dari para pengendara ini suka ga pake helm kalau lagi di jalan raya. Saya juga ga tau kenapa, kepala sih kepala mereka, tapi kenapa saya yg jadi sebel sendiri ya? Mungkin karena saya lebih sayang dengan kepala-kepala mereka dari diri mereka sendiri. Saya inget banget, dulu dosenku pernah bilang gini, pake helm itu ya jangan cuma karena takut polisi, tapi karena sayang sama kepala sendiri. Pake helm saat berkendara roda dua itu termasuk salah satu bentuk rasa syukur atas kebaikan Allah yang udah menciptakan otak kita dengan sesempurna-sempurnanya dan tidak ada duanya. Bayangin aja, semua yg terjadi ditubuh kita ini, pusat pengaturanya ada di otak. Kalu otaknya rusak, otomatis tubuh pun ga bisa bekerja dengan sempurna. Jadi, hai para pengendara roda dua, gunakanlah helm kemana saja, bukan hanya pas razia polisi saja. Karena banyak juga kecelakaan yang terjadi itu ketika kita berkendara dalam jarak dekat dan bukan jarak yang jauh. Bukan berarti dengan dekatnya jarak lantas kita mengabaikan keselamatan kan?

2. Saya suka kesel dan sebel sama para pengendara yang suka main gadget sambil bawa kendaraan, baik itu motor ato mobil. Kalu mau smsan, chattingan, telpon2an, ya silahkan menepi dulu, berhenti dulu. Ini, sebelah tangan ngegas motor, sebelah tangan mainin hanphone, kendaraan melaju kedepan, matanya malah ngeliad ke gadget. Ini kan bahaya. Kalu cuma ngebahayain dirinya sendiri sih ga masalah, ini juga ngebahayain keselamatan para pengendara di jalan yang lainnya. Emang  itu jalan punya nenek moyangnya, jadi bisa bebas mau ngapai aja, sampe-sampe ga nyadar kalau jalannya kendaraan yg dia bawa udah megal megol ke kanan dan ke kiri. Bete banget kan kalu udah ketemu yang kya bgini. Kita mau mendahului susah, mw ngekorin dari belakang juga serba salah. Aaaarrrgggghh....

3. Saya suka kesel sama orang-orang yang suka berkendara di tengah2 jalan dan dengan kecepatan yang super lamban. Klu bawa motor masih bisa disalip dengan aman, nah kalu bawa mobil? Apalagi jika kendaraan yg jalan lamban di tengah jalan ini mobil juga. Jelas-jelas itu jalan ada dua jalur, kalu mau jalan pelan-pelan ya kenapa ga diambil jalur di sebelah kanan, kasi kesempatan buat yg mau melaju cepat di jalur sebelah kiri. Eh ini malah di tengah-tengah lajur antara kanan dan kiri. Di klakson pun ga ngerti-ngerti. Kalu begini emang bener-bener menguji kesabaraaaan (rasanya kalu udah dalam kondisi begini mau melambaikan tangan ke kamera saja).  Mungkin kebanyakan dari kita hanya baru bisa berkendara. Ya, sekedar bisa bawa motor ato mobil saja, tapi tidak tau aturan, rambu, dan etika berkendara di jalan raya.

4. Satu hal lagi yang bikin kesel itu adalah ngeliat orang-orang yang berkendara, mau belok kanan kasi lampu sain kiri, mau belok kiri kasih lampu sain kanan (ngelus dada). Ato ga jelas-jelas mau belok kiri, mendadak motong kita yg lagi berkendara santai di lajur kiri dari lajur sebelah kanan, langsung belok patah ke arah kiri. Syukur-syukur itu rem kendaraan masih pakem, kalu ga ya nabrak. Ato ga jelas-jelas kita udah jalan lambat, ngidupin lampu sain mau belok kanan, ambil ancang2 buad belok, eh ngeliat ke spion, ada motor kencsng dari arah kanan yang melaju degan kencangnya.untung belom jadi belok, untung masih liad ke spion, untung Allah masih sayang, kalu ga ya pasti nabrak. Lagi-lagi cuma bisa ngomel-ngomel aja ngeliat kelakjan para pegendara itu, matanya ada dimana? Atau dia ga tau kali ya apa arti dari lampu kuning yang idup mati idup mati di sebelah kanan kendaraan saya. Lagi-lagi sepertinya mereka memang tidak tahu etika di jalan raya.

5. Saya juga suka kesel ngeliad para pegendara motor yang ga ada kaca spionnya. Kalu mau move on ya nove on aja, ga ada hubungan juga kali ama kaca spion, please deh... Emang itu mantan ngikutin dia mulu apa di jalan raya sampe-sampe ga bisa pasang spion di motornya? Enggak kan..padahal spion itu kan fungsinya penting banget, tapi ya begitulah, fenomena di jalan raya. Kita yang waras yang mengalah sepertinya.

6. Untuk yang satu ini kadang suka kesel, pasrah, atau apa ya namanya kalu mau disebut, kalu udah nemu ibu-ibu yang bawa motor di jalan raya. Ga semua ibu-ibu sih, tapi notabene nya memang begitu, ga motor ga mobil klu udah ibu-ibu yang bawa memang sepertinya kita yang harus mengalah. Yah, mau gimana, namanya juga ga boleh ngelawan sama ibu, perempuan itu selalu benar, dan ibu-ibu itu pasti perempuan, jadi kesimpulannya ibu-ibu yang lagi berkendara di jalan raya itu selalu benar 😂😂😂
Jadi klu ketemu ibu-ibu yang begini di jalan raya, banyak2in sabar dan mengalah saja. Sepertinya hanya itu saran terbaik yang dapat diberikan.

7. satu lagi yang kadang bikin geleng-geleng kepala pas lagi bawa kendaraan itu, pas ngeliad ada pasangan muda-mudi yang lagi boncengan, laju motornya cuma 20 Km/jam, pelukannya kaya itu motor lajunya 150km/jam, padahal suami istri juga bukan, dan jalannya itu pun ditengah jalan. -----__----- belum lagi kalu ada dua orang yg bawa kendaraan masing-masing, trus asyik ngobrol di sepanjang jalan. Bete ga tuh klu nemuin yang beginian? Apalagi kalu dalam kondisi kita lagi diburu waktu. kalau mau ngobrol itu ya jangan di jalan, di cafe gtu, di taman, di rumah, ato dimana kek gtu, kenapa harus di jalan coba? Udahlah ngobrolnya teriak-teriak, jalannya pelan, megal megol, apa enaknya dan untungnya coba ngobrol dengan keadaan seperti itu? Can you explain it? Saya masih belum dapat penjelasan ilmiahnya.

Kira-kira begitulah beberapa fenomena ya g membuat saya mesti sabar-sabar, ngomel-ngomel, dan ngelus serta ngurut-ngurut dada pas berkendara di jalan raya. Mengapa ya ada fenomena seperi ini? Mungkin karena tidak semua para pengendara ini megetahui tata krama, etika, dan rambu-rambu berkendara di jalan raya. Bisa bawa kendaraan, tapi ga tau pasti apa fungsi benda-benda atau alat-alat yang ada dikendaraannya.

Ga tau apa fungsi lampu sain, ga tau apa fu gsi kaca spion, ga ngerti apa guna dan fungsinya lajur kanan dan kiri yg ada di jalan raya, ga ngerti gimana caranya membaca rambu-rambu dijalan raya. secara ngebaca lampu lalu lintas saja masih banyak yang ga bisa, lampu merah itu artinya di suruh stop, ini lampunya merah malah masih jalan terus aja, dan masih banyak lagi lab contoh yang lainnya.

Mungkin karena saat ini semua orang bisa dengan gampang dan mudahnya memiliki kendaraan. Hanya butub modal beberapa ratus ribu saja, sudah bisa pulag kendaraan roda dua ke rumah masing-masing. Mudahnya akses masyarakat untuk memiliki kendaraan, tidak diimbangi dengan etika, ilmu bagaimana menjadi pengendara yang baik di jalan raya. Kebanyakab dari kita hanya tau bagaimana cara membawa kendaraan, tapi ga tau apa nama bagian2 serta fungsi bagian2 yang ada di kendaraan yang kita bawa. Butuh edukasi lebih lanjut memang, butuh kelegowan, dan kecerdasan emosi yang matang memang kalu lagi berkendara di jalan raya.

Itu mungkin baru beberapa saja fenomena yang saya para pengendara yang saya temukan di jalan raya. Masih banyak lagi sepertinya, tapi capek ngetiknya (apalagi ngetik di hp kya gini). Senggaknya selesai juga lah tulisan cuap-cuap ga jelas ini dan ga penting ini. Bagaimana hasil observasimu tentang pengendara di jalan raya? Want to share it? Udah ah, mau kerja dulu, daripada nanti dibilang makan gaji buta :p

Postingan ini ga usah dibaca, tapi kalu udah dibaca, terkmakasih atas partisipasinya (:

20160223

Should I ?

Should I tell you everything that I feel?

Bukan tidak ingin, namun rasanya belum pantas saja. Biarkan hanya aku yang merasakannya. Biarkanlah saat ini hanya Dia yang bisa mengetahui dengan pasti apa yang aku rasakan sebenarnya.

Haruskah setiap kebahagiaan diekspresikan dengan sebuah senyuman? Haruskah setiap kesedihan diekspresikan dengan tetesan air mata? Dan haruskah setiap kemarahan diekspresikan dengan wajah merah membara menahan amarah? Dan mengekspresikan kekecewaan dengan rona wajah yg lesu dan sayu?

Tidak, tidak semuanya harus begitu. Tidak semuanya yang menurutku kamu harus tahu. Karena memberitahu pun sebenarnya tidak banyak membantu. Toh apa yang kita rasakan hanya kita sendirilah yang bisa memastikan. Nimati dan biarkan ia mengalir dijmajinasinya.

Kita semua berbeda dan tidak sama. Aku bukanlah orang yang terbuka dan bisa dengan mudahnya mengekspresikan semua yang kurasakan. Biarlah ia dengan rapi ku susun dan kusimpan dalam diam. Hingga nanti waktu mengizinkan aku meluapkan semuanya. Ya, semuanya, tak akan ada lagi yang terpendam. Semua akan aku ceritakan dan tak ada lagi yg perlu disembunyikan. Nanti, jika waktu telah merangkai ikatan dalam kesucian.

Maaf tidak sekarang. Biarkanlah aku begini. Menikmati ini sendiri. Karena memang belum waktunya untuk berbagi, dan masih ingin tetap menjaga hati.

20160204

Dear My Future Husband

Hai my future husband,
Apa kabar?
Cuma mau kasih liad postingan ini aja kok.
Udah itu aja. :D

20160203

ANAK SUKSES? BERMULA DARI BANGUN PAGI (TIPS PARENTING)

By Bendri Jaisyurrahman

1| Perbaikan kualitas generasi selayaknya dimulai dgn kebiasaan bangun di pagi hari. Sebab generasi unggul bermula dari pagi yg masygul (sibuk)

2| Kebiasaan bangun pagi hendaklah dimulai dari usia dini. Peran Ayah amat dinanti. Ayah yg peduli tak abai dalam urusan bangun pagi buah hati

3| Jika anak terbiasa bangun siang. Maka keberkahan hidup melayang. Aktivitas ruhani menjadi jarang. Perilaku menjadi jalang

4| Mulailah dengan malam yang berkualitas. Anak tidak terjaga di ambang batas. Harus buat peraturan tegas. Kapan terjaga dan kapan pulas

5| Sehabis isya jangan ada aktivitas fisik berlebihan. Upayakan aktivitas yang menenangkan. Membaca atau bercerita yg berkesan

6| Biasakan berbagi perasaan. Mulai dengan cerita aktivitas harian. Evaluasi jika ada yang tidak berkenan. Sekaligus sarana pengajaran

7| Buat kesepakatan bangun jam berapa. Lantas anak mau dibangunkan bagaimana. Jadikan ini sebagai modal membangunkan di pagi harinya

8. Tutuplah aktivitas malam dengan dengarkan tilawah. Agar anak tidur membawa kalimat Allah Pemberi Rahmah. Terekam dalam memorinya sepanjang hayah

9| Pagi pun datang. Jalankan kesepakatan yang dibuat sebelum tidur menjelang. Bangunkan anak penuh kasih sayang. Bangunkan dengan cara yg ia bilang

10| Jika anak menolak tuk beranjak, ingatkan akan kesepakatan semalam. Anak siap terima konsekuensi tanpa diancam. Batasi kesenangan yg ia idam

11| Bangunkan anak dengan kalimat Ilahi. Agar paginya diberkahi. Jika perlu adzan di telinga kanan dan kiri. Bisikan dengan lembut tembus ke hati

12| Jika ia segera bangun, jangan lupa apresiasi. Hadiahi dengan doa dan kecupan di pipi. Tak lupa bertanya tentang mimpi. Anak butuh transisi

13| Jika anak telah terjaga, siapkan aktivitas olah jiwa dan raga. Agar fisik anak bergerak tak kembali ke kasur yg menggoda. Mudah-mudahan jadi pola

14| Jalankan pola ini minimal 2 pekan. Agar lama-lama jadi kebiasaan. InsyaAllah anak
[2/3, 13:49] ‪+62 813-7136-3291‬: 14| Jalankan pola ini minimal 2 pekan. Agar lama-lama jadi kebiasaan. InsyaAllah anak bangun pagi dengan kesadaran. Sebab tubuhnya telah menyesuaikan

15| Jika ayah tak sempat membangunkan, karena harus segera ke kantor kejar setoran, mintalah ibu berganti peran. Agar anak tak merasa diabaikan

16| Jangan sampai anak tumbuh remaja, punya kebiasaan yang tidak mulia. Bangun pagi selalu tertunda. Sholat shubuh di waktu dhuha. Banyak melamun tak ada guna

17| Jika terlanjur anak bangun kesiangan. Buatlah rencana bersama pasangan. Konsisten dan tidak saling menyalahkan. Fokus kepada upaya perbaikan

18| Sebelum terlambat, segera bertindak cepat. Agar masa depan anak selamat. Fokuslah kepada perbaikan pola tidur yg sehat

19| Jika anak terbiasa bangun pagi sedari dini, itu ciri anak berprestasi. Tak mudah dipengaruhi berbagai pergaulan yg tidak islami

20| So, tunggu apalagi. Jangan cuma bisa marah dan mencaci. Segera bertindak untuk buah hati. Fokuslah kepada bangun pagi.

20160121

Pagi

Aku selalu suka pagi. Ada rasa takjub tersendiri, setiap melihat matahari terbit setiap harinya. Mengukir lukisan indah luar biasa yang berbeda di ufuk timur disetiap paginya. Menikmati mentari yang menyapa bumi malu-malu dengan hangatnya sinarnya.

Menikmati pagi itu meberikan kedamaian tersendiri. Mendengar kicau burung bernyanyi, melihat langit yang mulai membiru, awan putih bernuansa oranye karena mentari malu-malu bersembunyi di belakangnya. Merasakan segarnya hawa sejuknya pagi dah hangatnya sinar mentari. Ahh, pagi itu memang luar biasa.

Pagi itu selalu memberikan harapan baru. Pagi itu selalu menawarkan kesempatan yang baru. Pagi itu selalu memberikan semangat baru.

Bersyukurlah karena pagi ini kita masih bisa membuka mata. Bersyukurlah pagi ini masih di beri usia oleh Sang Maha Kuasa. Kita masih diberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada sesama, meminta ampun untuk semua dosa-dosa. Dan semoga pagi ini, menjadi pagi yang jauh lebih baik dari pagi-pagi yang sebelumnya. 😊

Jangan lupa bersyukur setiap paginya, InsyaAllah berkah menaungi sepanjang hari. Jangan lupa tersenyum setiap pagi, karena sebuah senyuman memberikan semangat sepanjang hari. Oh ya, jangan lupa sholat dhuha juga, biar Allah juga melancarkan rezeki kita.

Selamat pagii... 😊😊😊

#012116

20160119

Cinta: Memperjuangkan atau Melepaskan

Cinta.
Terkadang sempat berpikir apa itu cinta? Ada apa dengan cinta? Mengapa harus ada cinta? Bagaimana itu cinta? Dan kapan itu disebut cinta?

Pada dasarnya cinta adalah perasaan fitrah yang dimiliki setiap manusia. Baik tua, muda, kaya, miskin, sebaik dan sejahat apapun orangnya, pasti memiliki bibit-bibit cinta dihatinya.

Sebenarnya bagaimana hakikat cinta? Ya, cinta memang tidak harus saling memiliki. Tak sedikit yang merasakan bahwa cinta juga bisa memberikan rasa sakit dan perih di hati. Mengapa bisa begitu? Ya, karena tidak tepat caranya, tidak tepat jalannya, dan tidak tepat pada waktunya.

Cinta itu fitrah. Jila belum mampu membuktikan, tidak usah diucapkan. Simpan saja dia dalam diam. Berdoalah agar diberi kemantapan dan keberanian untuk mengungkapkan. Jika memang sudah mampu mepertanggungjawabkan, maka buktikanlah dengan perbuatan. Ikuti tuntunan islam, temui orangtuanya untuk taarufan, jika jodoh insyaAllah sampe ke walimahan.

Karena pada dasarnya hakikat cinta hanya ada dua, memperjuangkan atau melepaskan. Jika siap maka nikahi, jika belum siap ya sudahi. Karena cinta itu butuh bukti bukan janji.

Meminta menunggu itu bukan pilihan. Jika menunggu adalah sebuah pilihan, maka memilih untuk tidak menunggu adalah jawaban. Karena takdir tidak akan pernah memberi kesempatan. Kesempatan itu kita yang menciptakan, kita yang memutuskan.

Tere liye pernah menulis, hakikat cinta sejati itu adalah melepaskan. Maka lepaskanlah, jika benar itu cinta sejati, maka ada saja jalan yang akan mempertemukan dan mempersatukannya kembali. Jika ia tidak kembali, simpel saja. Itu bukanlah cinta sejati.

Lebih memilih yang mana? Memperjuangkan atau melepaskan? Halalkan atau tinggalkan? Nikahi atau sudahi? Terkadang apa yang baik menurut kita, belum tentu menurut Allah. Buruk menurut kita, belum tentu buruk dimata Allah. So, serahkan saja semuanya pada Allah, karena dia adalah penulis skenario yang paling indah.



Malam dibawah rinai hujan, #011916

20160101

Rejeki ga Kemana

"Kalau rejeki ga bakal kemana". Sering sekali kita mendengarkan kalimat ini. Bahwa pada dasarnya setiap makhluk bernyawa yang hidup di muka bumi ini telah dijamin rezkinya oleh Allah swt.

Contohnya saja seperti cicak. Cicak itu ga bisa terbang, dia hanya bisa merayap. Sedangkan makanannya adalah hewan yg bersayap a.k.a nyamuk. Dari analogi ini, terlihat bahwa nyamuklah yang menghampiri cicak. Cicak tetep harus berusaha degan menjukurkan lidahnya untuk menggapai si nyamuk.

Begitu juga dengan laba-laba. Laba-laba juga ga bisa terbang, tapi makannya yg menghampiri si laba-laba. Laba-laba hanya perlu berusaha untuk membangun sarang untuk menjebak mangsa-mangsanya.

Intinya sih, sebenernya rezeki kita itu deket sekali dengan kita. Rezeki itu ada disekitar kita. Sekarang semuanya tergantung usaha kita. Mau dapet rezeki yang banyak, usahanya juga harus banyak. Karena tanpa usaha, jangan berharap bisa dapet rezeki.

Rezeki itu bukan sesuatu yang turun secara tiba-tiba dan percuma dari langit. Yah, langit memang telah mencatat setiap rezeki makhluknya yang hidup di muka bumi. Tapi tetap satu kata kuncinya "u-s-a-h-a". Berusaha lebih, insyaAllah dapet rezeki yang juga lebih. Tapi jangan lupa, dalam rezeki kita juga ada hak-hak dari mereka yang membutuhkan.

Oh iya, klu dapet rezeki itu jangan lupa di keluarkan zakatnya, sedekahnya. Makin banyak ngeluarin zakat dan sedekah, insyaAllah makin banyak aja itu rezekinya. Rezeki kan emang suka datang dari arah yang gak disangka-sangka.

Seperti kemarin, aku baru aja belanja sepatu. Hopeless nih, kadang suka kalap kalau liad-liad instagram, entah kenapa yg di follow akun-akun olshop semua, hehe. Jadilah sudah keluar duit dengan jumlah sekian dari rekening. Dslam hati mikir, mau ga mau harus mengencangkan ikat pinggang nih (hehe, maap agak lebay sikit). Eh ga tau nya pas pulang kerja dateng aja tuh kakak sepupu yg kemaren bantuin jualan jilbab ngasih duit, alhamdulillaah jilbabnya laku, katanya begitu. Mendadak senyum lebar donk yaa, alhamdulillaah ternyata rejeki ga kemana. Balik lagi deh tu duit modal beli sepatu :D.

Disitu kadang baru terasanya, kadang yang kita keluarkan seberapa, ternyata Allah ganti dengan berlipat ganda.

Kadang kita juga suka lupa, bahwa rezeki itu ga cuma berupa harta bneda atau materi semata. Kesehatan, itu juga merupakan rezeki. Memiliki sahabat-sahabat yang baik, dipertemukan degan orang-orang yang baik, sholeh dan sholehah, itu juga rezeki.  Kalau mau di hitung-hitung ternyata Allah kasih rezeki itu dari mana aja, dari pintu mana saja. Kitanya aja yang kadang suka lupa bersyukur dan lebih serinnya kufur.

Mulai sekarang, kalau mau ngeliat itu jangan keseringan ngeliat keatas, lebih seringlah melihat kebawah. Senantiasa bersyukur sama Allah, berprasangka baik sama Allah, jangan lupa juga infak dan sedekah. InsyaAllah, Allah akan ganti dengan rezeki yang tak terukur jumlah dan nilainya (: Alhamdulillaah.