Pages

20160229

Antara Ego, Harga Diri, dan Proses Belajar

Terkadang diri ini masih bersaing sekuat tenaga untuk mengalahkan ego yang meninggi. Kekakuan ego ini telah terbangun dalam hitungan waktu yang tak dapat dianggap sebagai angin lalu. Mulai terbentuknya self mechanism yang menguat setiap harinya setelah berupaya dibangun selama bertahun-tahun lalu, aku akui tidak mudah memang untuk membobol sedikit dindingnya agar terpasang pintu yang mampu membuka dan mengurai egonya yang terlanjur membeku.

Aku akui sulit memang, ketika memiliki prinsip yang sudah megakar kuat menancap ke bumi, namun perlahan harus mulai melonggarkan pijakannya karena mulai mencoba memahami dan mengerti ego lain yang datang dari luar dirinya. Prinsip yang seharusnya mulai bisa teruraikan untuk beberapa alasan yang sehat dan masuk akal, namun entah mengapa hati masih enggan merelakannya mecair dan mengalir mengikuti arusnya, karena masih ada satu batasan yang membuatnya terbentur dan belum bisa mengalir dengan semestinya.

Mencoba untuk memahami ego lain yang ada di luar diri ini tidak mudah memang. Bagaimana mungkin degan mudahnya kita bisa menyatukan dua kepala untuk satu pemahaman, Dua pemikiran, dua kepribadian dan dua prinsip yang berbeda meski pada ujungnya memiliki satu tujuan yang sama.
Menekan ego pribadi yang meski terkadang serasa melukai harga diri, karena berusaha untuk memahami dan saling mengerti. Ya, mungkin memang sudah saatnya tak lagi hanya mengikuti ego pribadi. Tapi benarkah sudah saatnya bagi diri ini untuk berbagi? 

Belum, belum saat ini sepertinya. Sedikit lagi. Ya, hanya butuh waktu sesaat lagi saja. Biarkan saja kini aku belajar menetralisir ego pribadi yang ada. Karena ternyata untuk mengendalikannya tak semudah membolak-balikkan telapak tangan. Rasanya sesulit musafir yang berada di padang pasir yang begitu merindukan tetesan-tetesan hujan. Sulit memang dan tak dapat di prediksi. Unpredictable.

Untuk waktu yang tersedia ini, mari kita belajar bersama, belajar untuk mengendalikan ego ini bersama-sama. Belajar mengerti, karena pada dasarnya semua orang ingin dimengerti. Belajar untuk mengalah, karena tak selamanya mengalah berarti kalah. Belajar menahan amarah, karena membiarkannya hanya akan menambah banyak masalah. Belajar untuk memafkan, memaafkan semua kesalahan baik yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan, karena tak ada manusia yang luput dari kesalahann. Belajar untuk menerima, menerima semua kekurangan dan kelebihan yang ada. Belajar untuk saling memahami, karena seni yang paling indah dalam hidup ini adalah seni memahami, ya, seni untuk bisa memahami kamu.





_aku disini yang masih berusaha mengurai ego tanpa merasa melukai harga diri_

20160225

Pertemuan dan Perpisahan

Hidup ini memang diawali degan sebuah pertemuan. Pertemuan pertama kita saat lahir ke dunia ini bisa dipastikan adalah dengan ibu bidan ataupun pak dokter yang sudah membantu proses persalinan sang Ibu. Jadi, pertemuan pertama kita itu bukan dengan ibu, melainkan dengan ibu bidan, hehe. Setelah disambut oleh bidan ataupun dokter, barulahbkita bisa bertemu dengan ibu yamg telah ikhlas dan rela ngebawa-bawa kita selama 9 bulan didalam perutnya.

Okeh, kali ini saya bukannya mau membahas bagaimana perjuangan seorang ibu yang sedang melahirkan, melainkan tentang sebuah perjumpaan. Perjumpaan pertama kita dengan ibu bidan ataupun dokter yang membantu proses persalinan, bisa jadi hanya sekali itu saja dalam hidup kita. Siapa sangka bahwa hanya dalam waktu hitungan jam, kita akan berpisah dengannya. Jujur, saya aja ga kenal ama dokter yg membantu mama sewaktu melahirkan saya, padahal itu dokter jasanya sungguh luar biasa karna udah membantu menyelamatkan nyawa saya dan mama. Secara mama mengalami pendarahan yang hebat sekali saat melahirkan saya. Kata mama, saya adalah anak yang proses persalinannya terasa sangat berat dan melelahkan, benar-benar terasa perjuangan antara hidup dan matinya. Secara mama harus bedrest total, ga boleh turun dari tempat tidur selama 48 jam setelah melahirkan. Terimakasih banyak atas bantuan dan jasanya ya Pak Dokter, walaupun saya gak tau bagaimana wajahnya, dimana dan bagaimana keadaan beliau saat ini.

Ya, begitulah pertemuan. Setiap pertemuan memang akan selalu di akhiri dengan perpisahan. Setelah berpisah, makan akan diawali kembali dengan sebuah pertemuan. Ya, begitulah hidup ini, bertemu dan berpisah. Ada orang-orang yang memang bertemu dan berpisah dengan kita berkali-kali setiap harinya. Contohnya teman kantor ato kuliah. Setiap pagi kita bertemu, sorenya berpisah lagi, besok paginya ketemu lagi, eh sorenya berpisah lagi. Begitu selalu setiap harinya. Sehingga terkadang membuat kita lupa apa makna dari sebuah pertemuan dan perpisahan.

20160224

Hai Para Pengendara

Pagi ini mumpung belum banyak kerjaan, kayanya bolehlah diselingi menulis disini daripada bengong-bengong browsing ga jelas. Sebenarnya udah lama pengen nulis tentang hal ini disini, tapi ya begitu, tapi yang hanya memberikan alibi agar bisa dimaklumi :p

Megapa diberi judul "Hai Para Pengendara"? Karena aku, kamu, dan notabene nya kita semua ini adalah para pengendara kendaraan bermotor di jalan raya. Tidak pun kamu sebagai pengendara, tapi setidaknya setiap kita pasti pernah merasakan berkendara di jalan raya (walaupun ga naik kendaraan pribadi, senggaknya pasti pernah naik angkot, bus kota, bajaj, becak, ato tukang ojek kan?).

Melihat perilaku orang-orang ya berkendara di jalan raya itu memang macam-macam ya. Cobalah sesekali memperhatikan dan observasi lah, tidak jarang apa yang dilihat itu bikin istighfar, ngucap2, geleng2 kepala, dan terkadang sedikit terbawa emosi dan ngomel- ngomel sendiri. Pasti pernah ngerasain kan?

Saya selaku pegendara di jalan raya mengakui bahwa terkadang melihat perilaku teman-teman sejawat saya yang juga para pengendara ini bener-bener menguji iman dan kesabaran. Apalagi kalu lagi bawa roda dua, kadang suka selap selip kanan kiri biar cepat sampe ke tujuan.

Ngebawa kendaraan roda dua itu memang lebih cepat, praktis, daripada bawa roda empat. Kalu bawa roda dua itu bawaannya pengen cepat sampe aja, agak sedikit tidak sabaran, klu panas ga kehujanan, kalu hujan ga kepanasan :D bisa selip kanan kiri, tapi resikonya juga gede sih, salah-salah mengambil perhitungan, jatuh, dan efek celakanya juga jauh lebih besar.

Terkadang suka sebel dan kesel sendiri geliat para pengendara roda dua ini alias para pengendara motor. Kesel kenapa?

1. Kebanyakan dari para pengendara ini suka ga pake helm kalau lagi di jalan raya. Saya juga ga tau kenapa, kepala sih kepala mereka, tapi kenapa saya yg jadi sebel sendiri ya? Mungkin karena saya lebih sayang dengan kepala-kepala mereka dari diri mereka sendiri. Saya inget banget, dulu dosenku pernah bilang gini, pake helm itu ya jangan cuma karena takut polisi, tapi karena sayang sama kepala sendiri. Pake helm saat berkendara roda dua itu termasuk salah satu bentuk rasa syukur atas kebaikan Allah yang udah menciptakan otak kita dengan sesempurna-sempurnanya dan tidak ada duanya. Bayangin aja, semua yg terjadi ditubuh kita ini, pusat pengaturanya ada di otak. Kalu otaknya rusak, otomatis tubuh pun ga bisa bekerja dengan sempurna. Jadi, hai para pengendara roda dua, gunakanlah helm kemana saja, bukan hanya pas razia polisi saja. Karena banyak juga kecelakaan yang terjadi itu ketika kita berkendara dalam jarak dekat dan bukan jarak yang jauh. Bukan berarti dengan dekatnya jarak lantas kita mengabaikan keselamatan kan?

2. Saya suka kesel dan sebel sama para pengendara yang suka main gadget sambil bawa kendaraan, baik itu motor ato mobil. Kalu mau smsan, chattingan, telpon2an, ya silahkan menepi dulu, berhenti dulu. Ini, sebelah tangan ngegas motor, sebelah tangan mainin hanphone, kendaraan melaju kedepan, matanya malah ngeliad ke gadget. Ini kan bahaya. Kalu cuma ngebahayain dirinya sendiri sih ga masalah, ini juga ngebahayain keselamatan para pengendara di jalan yang lainnya. Emang  itu jalan punya nenek moyangnya, jadi bisa bebas mau ngapai aja, sampe-sampe ga nyadar kalau jalannya kendaraan yg dia bawa udah megal megol ke kanan dan ke kiri. Bete banget kan kalu udah ketemu yang kya bgini. Kita mau mendahului susah, mw ngekorin dari belakang juga serba salah. Aaaarrrgggghh....

3. Saya suka kesel sama orang-orang yang suka berkendara di tengah2 jalan dan dengan kecepatan yang super lamban. Klu bawa motor masih bisa disalip dengan aman, nah kalu bawa mobil? Apalagi jika kendaraan yg jalan lamban di tengah jalan ini mobil juga. Jelas-jelas itu jalan ada dua jalur, kalu mau jalan pelan-pelan ya kenapa ga diambil jalur di sebelah kanan, kasi kesempatan buat yg mau melaju cepat di jalur sebelah kiri. Eh ini malah di tengah-tengah lajur antara kanan dan kiri. Di klakson pun ga ngerti-ngerti. Kalu begini emang bener-bener menguji kesabaraaaan (rasanya kalu udah dalam kondisi begini mau melambaikan tangan ke kamera saja).  Mungkin kebanyakan dari kita hanya baru bisa berkendara. Ya, sekedar bisa bawa motor ato mobil saja, tapi tidak tau aturan, rambu, dan etika berkendara di jalan raya.

4. Satu hal lagi yang bikin kesel itu adalah ngeliat orang-orang yang berkendara, mau belok kanan kasi lampu sain kiri, mau belok kiri kasih lampu sain kanan (ngelus dada). Ato ga jelas-jelas mau belok kiri, mendadak motong kita yg lagi berkendara santai di lajur kiri dari lajur sebelah kanan, langsung belok patah ke arah kiri. Syukur-syukur itu rem kendaraan masih pakem, kalu ga ya nabrak. Ato ga jelas-jelas kita udah jalan lambat, ngidupin lampu sain mau belok kanan, ambil ancang2 buad belok, eh ngeliat ke spion, ada motor kencsng dari arah kanan yang melaju degan kencangnya.untung belom jadi belok, untung masih liad ke spion, untung Allah masih sayang, kalu ga ya pasti nabrak. Lagi-lagi cuma bisa ngomel-ngomel aja ngeliat kelakjan para pegendara itu, matanya ada dimana? Atau dia ga tau kali ya apa arti dari lampu kuning yang idup mati idup mati di sebelah kanan kendaraan saya. Lagi-lagi sepertinya mereka memang tidak tahu etika di jalan raya.

5. Saya juga suka kesel ngeliad para pegendara motor yang ga ada kaca spionnya. Kalu mau move on ya nove on aja, ga ada hubungan juga kali ama kaca spion, please deh... Emang itu mantan ngikutin dia mulu apa di jalan raya sampe-sampe ga bisa pasang spion di motornya? Enggak kan..padahal spion itu kan fungsinya penting banget, tapi ya begitulah, fenomena di jalan raya. Kita yang waras yang mengalah sepertinya.

6. Untuk yang satu ini kadang suka kesel, pasrah, atau apa ya namanya kalu mau disebut, kalu udah nemu ibu-ibu yang bawa motor di jalan raya. Ga semua ibu-ibu sih, tapi notabene nya memang begitu, ga motor ga mobil klu udah ibu-ibu yang bawa memang sepertinya kita yang harus mengalah. Yah, mau gimana, namanya juga ga boleh ngelawan sama ibu, perempuan itu selalu benar, dan ibu-ibu itu pasti perempuan, jadi kesimpulannya ibu-ibu yang lagi berkendara di jalan raya itu selalu benar 😂😂😂
Jadi klu ketemu ibu-ibu yang begini di jalan raya, banyak2in sabar dan mengalah saja. Sepertinya hanya itu saran terbaik yang dapat diberikan.

7. satu lagi yang kadang bikin geleng-geleng kepala pas lagi bawa kendaraan itu, pas ngeliad ada pasangan muda-mudi yang lagi boncengan, laju motornya cuma 20 Km/jam, pelukannya kaya itu motor lajunya 150km/jam, padahal suami istri juga bukan, dan jalannya itu pun ditengah jalan. -----__----- belum lagi kalu ada dua orang yg bawa kendaraan masing-masing, trus asyik ngobrol di sepanjang jalan. Bete ga tuh klu nemuin yang beginian? Apalagi kalu dalam kondisi kita lagi diburu waktu. kalau mau ngobrol itu ya jangan di jalan, di cafe gtu, di taman, di rumah, ato dimana kek gtu, kenapa harus di jalan coba? Udahlah ngobrolnya teriak-teriak, jalannya pelan, megal megol, apa enaknya dan untungnya coba ngobrol dengan keadaan seperti itu? Can you explain it? Saya masih belum dapat penjelasan ilmiahnya.

Kira-kira begitulah beberapa fenomena ya g membuat saya mesti sabar-sabar, ngomel-ngomel, dan ngelus serta ngurut-ngurut dada pas berkendara di jalan raya. Mengapa ya ada fenomena seperi ini? Mungkin karena tidak semua para pengendara ini megetahui tata krama, etika, dan rambu-rambu berkendara di jalan raya. Bisa bawa kendaraan, tapi ga tau pasti apa fungsi benda-benda atau alat-alat yang ada dikendaraannya.

Ga tau apa fungsi lampu sain, ga tau apa fu gsi kaca spion, ga ngerti apa guna dan fungsinya lajur kanan dan kiri yg ada di jalan raya, ga ngerti gimana caranya membaca rambu-rambu dijalan raya. secara ngebaca lampu lalu lintas saja masih banyak yang ga bisa, lampu merah itu artinya di suruh stop, ini lampunya merah malah masih jalan terus aja, dan masih banyak lagi lab contoh yang lainnya.

Mungkin karena saat ini semua orang bisa dengan gampang dan mudahnya memiliki kendaraan. Hanya butub modal beberapa ratus ribu saja, sudah bisa pulag kendaraan roda dua ke rumah masing-masing. Mudahnya akses masyarakat untuk memiliki kendaraan, tidak diimbangi dengan etika, ilmu bagaimana menjadi pengendara yang baik di jalan raya. Kebanyakab dari kita hanya tau bagaimana cara membawa kendaraan, tapi ga tau apa nama bagian2 serta fungsi bagian2 yang ada di kendaraan yang kita bawa. Butuh edukasi lebih lanjut memang, butuh kelegowan, dan kecerdasan emosi yang matang memang kalu lagi berkendara di jalan raya.

Itu mungkin baru beberapa saja fenomena yang saya para pengendara yang saya temukan di jalan raya. Masih banyak lagi sepertinya, tapi capek ngetiknya (apalagi ngetik di hp kya gini). Senggaknya selesai juga lah tulisan cuap-cuap ga jelas ini dan ga penting ini. Bagaimana hasil observasimu tentang pengendara di jalan raya? Want to share it? Udah ah, mau kerja dulu, daripada nanti dibilang makan gaji buta :p

Postingan ini ga usah dibaca, tapi kalu udah dibaca, terkmakasih atas partisipasinya (:

20160223

Should I ?

Should I tell you everything that I feel?

Bukan tidak ingin, namun rasanya belum pantas saja. Biarkan hanya aku yang merasakannya. Biarkanlah saat ini hanya Dia yang bisa mengetahui dengan pasti apa yang aku rasakan sebenarnya.

Haruskah setiap kebahagiaan diekspresikan dengan sebuah senyuman? Haruskah setiap kesedihan diekspresikan dengan tetesan air mata? Dan haruskah setiap kemarahan diekspresikan dengan wajah merah membara menahan amarah? Dan mengekspresikan kekecewaan dengan rona wajah yg lesu dan sayu?

Tidak, tidak semuanya harus begitu. Tidak semuanya yang menurutku kamu harus tahu. Karena memberitahu pun sebenarnya tidak banyak membantu. Toh apa yang kita rasakan hanya kita sendirilah yang bisa memastikan. Nimati dan biarkan ia mengalir dijmajinasinya.

Kita semua berbeda dan tidak sama. Aku bukanlah orang yang terbuka dan bisa dengan mudahnya mengekspresikan semua yang kurasakan. Biarlah ia dengan rapi ku susun dan kusimpan dalam diam. Hingga nanti waktu mengizinkan aku meluapkan semuanya. Ya, semuanya, tak akan ada lagi yang terpendam. Semua akan aku ceritakan dan tak ada lagi yg perlu disembunyikan. Nanti, jika waktu telah merangkai ikatan dalam kesucian.

Maaf tidak sekarang. Biarkanlah aku begini. Menikmati ini sendiri. Karena memang belum waktunya untuk berbagi, dan masih ingin tetap menjaga hati.

20160204

Dear My Future Husband

Hai my future husband,
Apa kabar?
Cuma mau kasih liad postingan ini aja kok.
Udah itu aja. :D

20160203

ANAK SUKSES? BERMULA DARI BANGUN PAGI (TIPS PARENTING)

By Bendri Jaisyurrahman

1| Perbaikan kualitas generasi selayaknya dimulai dgn kebiasaan bangun di pagi hari. Sebab generasi unggul bermula dari pagi yg masygul (sibuk)

2| Kebiasaan bangun pagi hendaklah dimulai dari usia dini. Peran Ayah amat dinanti. Ayah yg peduli tak abai dalam urusan bangun pagi buah hati

3| Jika anak terbiasa bangun siang. Maka keberkahan hidup melayang. Aktivitas ruhani menjadi jarang. Perilaku menjadi jalang

4| Mulailah dengan malam yang berkualitas. Anak tidak terjaga di ambang batas. Harus buat peraturan tegas. Kapan terjaga dan kapan pulas

5| Sehabis isya jangan ada aktivitas fisik berlebihan. Upayakan aktivitas yang menenangkan. Membaca atau bercerita yg berkesan

6| Biasakan berbagi perasaan. Mulai dengan cerita aktivitas harian. Evaluasi jika ada yang tidak berkenan. Sekaligus sarana pengajaran

7| Buat kesepakatan bangun jam berapa. Lantas anak mau dibangunkan bagaimana. Jadikan ini sebagai modal membangunkan di pagi harinya

8. Tutuplah aktivitas malam dengan dengarkan tilawah. Agar anak tidur membawa kalimat Allah Pemberi Rahmah. Terekam dalam memorinya sepanjang hayah

9| Pagi pun datang. Jalankan kesepakatan yang dibuat sebelum tidur menjelang. Bangunkan anak penuh kasih sayang. Bangunkan dengan cara yg ia bilang

10| Jika anak menolak tuk beranjak, ingatkan akan kesepakatan semalam. Anak siap terima konsekuensi tanpa diancam. Batasi kesenangan yg ia idam

11| Bangunkan anak dengan kalimat Ilahi. Agar paginya diberkahi. Jika perlu adzan di telinga kanan dan kiri. Bisikan dengan lembut tembus ke hati

12| Jika ia segera bangun, jangan lupa apresiasi. Hadiahi dengan doa dan kecupan di pipi. Tak lupa bertanya tentang mimpi. Anak butuh transisi

13| Jika anak telah terjaga, siapkan aktivitas olah jiwa dan raga. Agar fisik anak bergerak tak kembali ke kasur yg menggoda. Mudah-mudahan jadi pola

14| Jalankan pola ini minimal 2 pekan. Agar lama-lama jadi kebiasaan. InsyaAllah anak
[2/3, 13:49] ‪+62 813-7136-3291‬: 14| Jalankan pola ini minimal 2 pekan. Agar lama-lama jadi kebiasaan. InsyaAllah anak bangun pagi dengan kesadaran. Sebab tubuhnya telah menyesuaikan

15| Jika ayah tak sempat membangunkan, karena harus segera ke kantor kejar setoran, mintalah ibu berganti peran. Agar anak tak merasa diabaikan

16| Jangan sampai anak tumbuh remaja, punya kebiasaan yang tidak mulia. Bangun pagi selalu tertunda. Sholat shubuh di waktu dhuha. Banyak melamun tak ada guna

17| Jika terlanjur anak bangun kesiangan. Buatlah rencana bersama pasangan. Konsisten dan tidak saling menyalahkan. Fokus kepada upaya perbaikan

18| Sebelum terlambat, segera bertindak cepat. Agar masa depan anak selamat. Fokuslah kepada perbaikan pola tidur yg sehat

19| Jika anak terbiasa bangun pagi sedari dini, itu ciri anak berprestasi. Tak mudah dipengaruhi berbagai pergaulan yg tidak islami

20| So, tunggu apalagi. Jangan cuma bisa marah dan mencaci. Segera bertindak untuk buah hati. Fokuslah kepada bangun pagi.