Pages

20160225

Pertemuan dan Perpisahan

Hidup ini memang diawali degan sebuah pertemuan. Pertemuan pertama kita saat lahir ke dunia ini bisa dipastikan adalah dengan ibu bidan ataupun pak dokter yang sudah membantu proses persalinan sang Ibu. Jadi, pertemuan pertama kita itu bukan dengan ibu, melainkan dengan ibu bidan, hehe. Setelah disambut oleh bidan ataupun dokter, barulahbkita bisa bertemu dengan ibu yamg telah ikhlas dan rela ngebawa-bawa kita selama 9 bulan didalam perutnya.

Okeh, kali ini saya bukannya mau membahas bagaimana perjuangan seorang ibu yang sedang melahirkan, melainkan tentang sebuah perjumpaan. Perjumpaan pertama kita dengan ibu bidan ataupun dokter yang membantu proses persalinan, bisa jadi hanya sekali itu saja dalam hidup kita. Siapa sangka bahwa hanya dalam waktu hitungan jam, kita akan berpisah dengannya. Jujur, saya aja ga kenal ama dokter yg membantu mama sewaktu melahirkan saya, padahal itu dokter jasanya sungguh luar biasa karna udah membantu menyelamatkan nyawa saya dan mama. Secara mama mengalami pendarahan yang hebat sekali saat melahirkan saya. Kata mama, saya adalah anak yang proses persalinannya terasa sangat berat dan melelahkan, benar-benar terasa perjuangan antara hidup dan matinya. Secara mama harus bedrest total, ga boleh turun dari tempat tidur selama 48 jam setelah melahirkan. Terimakasih banyak atas bantuan dan jasanya ya Pak Dokter, walaupun saya gak tau bagaimana wajahnya, dimana dan bagaimana keadaan beliau saat ini.

Ya, begitulah pertemuan. Setiap pertemuan memang akan selalu di akhiri dengan perpisahan. Setelah berpisah, makan akan diawali kembali dengan sebuah pertemuan. Ya, begitulah hidup ini, bertemu dan berpisah. Ada orang-orang yang memang bertemu dan berpisah dengan kita berkali-kali setiap harinya. Contohnya teman kantor ato kuliah. Setiap pagi kita bertemu, sorenya berpisah lagi, besok paginya ketemu lagi, eh sorenya berpisah lagi. Begitu selalu setiap harinya. Sehingga terkadang membuat kita lupa apa makna dari sebuah pertemuan dan perpisahan.


Adakalanya juga, kita bertemu dengan seseorang itu hanya sekali saja, berpisah lalu tak pernah bertemu kembali, ya contohnya dengan ibu bidan ato dokter yang membantu ibu dalam proses persalinan kita tadi. Saya tidak yakin kalian semua mengenal baik siapa dokter dan ibu bidan yang membantu proses persalinan ibu kalian, bener kan? 

Tapi memang tidak ada sesuatu yang sia-sia dari sebuah pertemuan. Karena Allah yang mempertemuakan. Allah mempertemukan tentu untuk suatu alasan, entah itu sebagai pelajaran atau penguji kesabaran. Apakah hanya perjumpaan yang sekejap mata atau untuk waktu yang cukup lama. Yang jelas, tidak ada yang kebetulan dalam suatu pertemuan. Bertemu dengan siapa saja kita hari ini, itu sudah ada dalam takdir yang Allah recanakan.

Begitu juga dengan perpisahan. Allah memisahkan tentu saja dengan suatu alasan. Mungkin tanpa adanya perpisahan, kita tak pernah mengetahui apa makna dari kerinduan, kesetiaan dan kebersamaan. Dengan adanya perpisahan akan membuat kita lebih menghargai sebuah pertemuan. Sama halnya dengan pertemuan, tak ada yang kebetulan dalam suatu perpisahan. Berpisah dengan siapa kita hari ini, tentu saja sudah ada dalam takdir yang Allah rencanakan.

Karena hakikat dari setiap pertemuan akan diakhiri dengan sebuah perpisahan. Setiap akhir dari perpisahan akan diawali dengan sebuah pertemuan. Ketika pertama kali saya menyadari hakikat pertemuan dan perpisahan itu ketika saya membaca postingan Tere Liye di fanspage nya, dan sesaat setelah menyadari hakikat pertemuan dan perpisahan ini, entah mengapa saya mendadak menuliskan status seperti ini untuk calon imam dunia akhirat saya (kalu ga salah akhir tahun 2014)
"Mungkin inilah alasan mengapa kita masih belum dipertemukan, karena kita masih belum siap untuk sebuah perpisahan, #eeaaa :p"

Ya, saat itu saya menyadari, mungkin itulah alasan mengapa saat itu mungkin saya masih belum ketemu jodohnya walaupun pengen banget rasanya segera bertemu (emang sekarang udah ketemu? :p ), karena saya masih belum mempersiapkan diri saya untuk menghadapi suatu perpisahan. Karena yang saya persiapkan hanya untuk mengahadapi sebuah pertemuan. Padahal pada hakikatnya pertemuan dan perpisahan itu satu paket complete yg ga bisa dipisahkan, harus diterima kedua-duanya, ga bisa hanya dipilih salah satunya saja.

Walaupun tak jarang perpisahan itu terasa menyakitkan, tapi perpisahan itulah yang mengajarkan kita makna dari sebuah kerinduan, memberikan kekuatan dan ketegaran, serta mengajarkan arti dari kesetiaan. Proses ini lah yang akhirnya menjadikan terasa indahnya suatu pertemuan. Ya, begitu lah hidup, proses dari sebab-akibat. Begitulah siklusnya dan akan terus berulang selama kita masih bisa bernafas di dunia ini. Syukurilah. (:

Dan jangan lupa persiapkan juga diri kita, dengan bekal sebaik-baiknya untuk menghadap  Allah sang Pencipta. Tidakkah kita ingin pertemuan kita denganNya menjadi sebuah pertemuan yang indah dan kekal selamanya, bukan pertemuan yang berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan karena begitu banyaknya dosa-dosa kita bukan? (':











_sunset diujung senja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar