Pages

20160224

Hai Para Pengendara

Pagi ini mumpung belum banyak kerjaan, kayanya bolehlah diselingi menulis disini daripada bengong-bengong browsing ga jelas. Sebenarnya udah lama pengen nulis tentang hal ini disini, tapi ya begitu, tapi yang hanya memberikan alibi agar bisa dimaklumi :p

Megapa diberi judul "Hai Para Pengendara"? Karena aku, kamu, dan notabene nya kita semua ini adalah para pengendara kendaraan bermotor di jalan raya. Tidak pun kamu sebagai pengendara, tapi setidaknya setiap kita pasti pernah merasakan berkendara di jalan raya (walaupun ga naik kendaraan pribadi, senggaknya pasti pernah naik angkot, bus kota, bajaj, becak, ato tukang ojek kan?).

Melihat perilaku orang-orang ya berkendara di jalan raya itu memang macam-macam ya. Cobalah sesekali memperhatikan dan observasi lah, tidak jarang apa yang dilihat itu bikin istighfar, ngucap2, geleng2 kepala, dan terkadang sedikit terbawa emosi dan ngomel- ngomel sendiri. Pasti pernah ngerasain kan?

Saya selaku pegendara di jalan raya mengakui bahwa terkadang melihat perilaku teman-teman sejawat saya yang juga para pengendara ini bener-bener menguji iman dan kesabaran. Apalagi kalu lagi bawa roda dua, kadang suka selap selip kanan kiri biar cepat sampe ke tujuan.

Ngebawa kendaraan roda dua itu memang lebih cepat, praktis, daripada bawa roda empat. Kalu bawa roda dua itu bawaannya pengen cepat sampe aja, agak sedikit tidak sabaran, klu panas ga kehujanan, kalu hujan ga kepanasan :D bisa selip kanan kiri, tapi resikonya juga gede sih, salah-salah mengambil perhitungan, jatuh, dan efek celakanya juga jauh lebih besar.

Terkadang suka sebel dan kesel sendiri geliat para pengendara roda dua ini alias para pengendara motor. Kesel kenapa?

1. Kebanyakan dari para pengendara ini suka ga pake helm kalau lagi di jalan raya. Saya juga ga tau kenapa, kepala sih kepala mereka, tapi kenapa saya yg jadi sebel sendiri ya? Mungkin karena saya lebih sayang dengan kepala-kepala mereka dari diri mereka sendiri. Saya inget banget, dulu dosenku pernah bilang gini, pake helm itu ya jangan cuma karena takut polisi, tapi karena sayang sama kepala sendiri. Pake helm saat berkendara roda dua itu termasuk salah satu bentuk rasa syukur atas kebaikan Allah yang udah menciptakan otak kita dengan sesempurna-sempurnanya dan tidak ada duanya. Bayangin aja, semua yg terjadi ditubuh kita ini, pusat pengaturanya ada di otak. Kalu otaknya rusak, otomatis tubuh pun ga bisa bekerja dengan sempurna. Jadi, hai para pengendara roda dua, gunakanlah helm kemana saja, bukan hanya pas razia polisi saja. Karena banyak juga kecelakaan yang terjadi itu ketika kita berkendara dalam jarak dekat dan bukan jarak yang jauh. Bukan berarti dengan dekatnya jarak lantas kita mengabaikan keselamatan kan?

2. Saya suka kesel dan sebel sama para pengendara yang suka main gadget sambil bawa kendaraan, baik itu motor ato mobil. Kalu mau smsan, chattingan, telpon2an, ya silahkan menepi dulu, berhenti dulu. Ini, sebelah tangan ngegas motor, sebelah tangan mainin hanphone, kendaraan melaju kedepan, matanya malah ngeliad ke gadget. Ini kan bahaya. Kalu cuma ngebahayain dirinya sendiri sih ga masalah, ini juga ngebahayain keselamatan para pengendara di jalan yang lainnya. Emang  itu jalan punya nenek moyangnya, jadi bisa bebas mau ngapai aja, sampe-sampe ga nyadar kalau jalannya kendaraan yg dia bawa udah megal megol ke kanan dan ke kiri. Bete banget kan kalu udah ketemu yang kya bgini. Kita mau mendahului susah, mw ngekorin dari belakang juga serba salah. Aaaarrrgggghh....

3. Saya suka kesel sama orang-orang yang suka berkendara di tengah2 jalan dan dengan kecepatan yang super lamban. Klu bawa motor masih bisa disalip dengan aman, nah kalu bawa mobil? Apalagi jika kendaraan yg jalan lamban di tengah jalan ini mobil juga. Jelas-jelas itu jalan ada dua jalur, kalu mau jalan pelan-pelan ya kenapa ga diambil jalur di sebelah kanan, kasi kesempatan buat yg mau melaju cepat di jalur sebelah kiri. Eh ini malah di tengah-tengah lajur antara kanan dan kiri. Di klakson pun ga ngerti-ngerti. Kalu begini emang bener-bener menguji kesabaraaaan (rasanya kalu udah dalam kondisi begini mau melambaikan tangan ke kamera saja).  Mungkin kebanyakan dari kita hanya baru bisa berkendara. Ya, sekedar bisa bawa motor ato mobil saja, tapi tidak tau aturan, rambu, dan etika berkendara di jalan raya.

4. Satu hal lagi yang bikin kesel itu adalah ngeliat orang-orang yang berkendara, mau belok kanan kasi lampu sain kiri, mau belok kiri kasih lampu sain kanan (ngelus dada). Ato ga jelas-jelas mau belok kiri, mendadak motong kita yg lagi berkendara santai di lajur kiri dari lajur sebelah kanan, langsung belok patah ke arah kiri. Syukur-syukur itu rem kendaraan masih pakem, kalu ga ya nabrak. Ato ga jelas-jelas kita udah jalan lambat, ngidupin lampu sain mau belok kanan, ambil ancang2 buad belok, eh ngeliat ke spion, ada motor kencsng dari arah kanan yang melaju degan kencangnya.untung belom jadi belok, untung masih liad ke spion, untung Allah masih sayang, kalu ga ya pasti nabrak. Lagi-lagi cuma bisa ngomel-ngomel aja ngeliat kelakjan para pegendara itu, matanya ada dimana? Atau dia ga tau kali ya apa arti dari lampu kuning yang idup mati idup mati di sebelah kanan kendaraan saya. Lagi-lagi sepertinya mereka memang tidak tahu etika di jalan raya.

5. Saya juga suka kesel ngeliad para pegendara motor yang ga ada kaca spionnya. Kalu mau move on ya nove on aja, ga ada hubungan juga kali ama kaca spion, please deh... Emang itu mantan ngikutin dia mulu apa di jalan raya sampe-sampe ga bisa pasang spion di motornya? Enggak kan..padahal spion itu kan fungsinya penting banget, tapi ya begitulah, fenomena di jalan raya. Kita yang waras yang mengalah sepertinya.

6. Untuk yang satu ini kadang suka kesel, pasrah, atau apa ya namanya kalu mau disebut, kalu udah nemu ibu-ibu yang bawa motor di jalan raya. Ga semua ibu-ibu sih, tapi notabene nya memang begitu, ga motor ga mobil klu udah ibu-ibu yang bawa memang sepertinya kita yang harus mengalah. Yah, mau gimana, namanya juga ga boleh ngelawan sama ibu, perempuan itu selalu benar, dan ibu-ibu itu pasti perempuan, jadi kesimpulannya ibu-ibu yang lagi berkendara di jalan raya itu selalu benar 😂😂😂
Jadi klu ketemu ibu-ibu yang begini di jalan raya, banyak2in sabar dan mengalah saja. Sepertinya hanya itu saran terbaik yang dapat diberikan.

7. satu lagi yang kadang bikin geleng-geleng kepala pas lagi bawa kendaraan itu, pas ngeliad ada pasangan muda-mudi yang lagi boncengan, laju motornya cuma 20 Km/jam, pelukannya kaya itu motor lajunya 150km/jam, padahal suami istri juga bukan, dan jalannya itu pun ditengah jalan. -----__----- belum lagi kalu ada dua orang yg bawa kendaraan masing-masing, trus asyik ngobrol di sepanjang jalan. Bete ga tuh klu nemuin yang beginian? Apalagi kalu dalam kondisi kita lagi diburu waktu. kalau mau ngobrol itu ya jangan di jalan, di cafe gtu, di taman, di rumah, ato dimana kek gtu, kenapa harus di jalan coba? Udahlah ngobrolnya teriak-teriak, jalannya pelan, megal megol, apa enaknya dan untungnya coba ngobrol dengan keadaan seperti itu? Can you explain it? Saya masih belum dapat penjelasan ilmiahnya.

Kira-kira begitulah beberapa fenomena ya g membuat saya mesti sabar-sabar, ngomel-ngomel, dan ngelus serta ngurut-ngurut dada pas berkendara di jalan raya. Mengapa ya ada fenomena seperi ini? Mungkin karena tidak semua para pengendara ini megetahui tata krama, etika, dan rambu-rambu berkendara di jalan raya. Bisa bawa kendaraan, tapi ga tau pasti apa fungsi benda-benda atau alat-alat yang ada dikendaraannya.

Ga tau apa fungsi lampu sain, ga tau apa fu gsi kaca spion, ga ngerti apa guna dan fungsinya lajur kanan dan kiri yg ada di jalan raya, ga ngerti gimana caranya membaca rambu-rambu dijalan raya. secara ngebaca lampu lalu lintas saja masih banyak yang ga bisa, lampu merah itu artinya di suruh stop, ini lampunya merah malah masih jalan terus aja, dan masih banyak lagi lab contoh yang lainnya.

Mungkin karena saat ini semua orang bisa dengan gampang dan mudahnya memiliki kendaraan. Hanya butub modal beberapa ratus ribu saja, sudah bisa pulag kendaraan roda dua ke rumah masing-masing. Mudahnya akses masyarakat untuk memiliki kendaraan, tidak diimbangi dengan etika, ilmu bagaimana menjadi pengendara yang baik di jalan raya. Kebanyakab dari kita hanya tau bagaimana cara membawa kendaraan, tapi ga tau apa nama bagian2 serta fungsi bagian2 yang ada di kendaraan yang kita bawa. Butuh edukasi lebih lanjut memang, butuh kelegowan, dan kecerdasan emosi yang matang memang kalu lagi berkendara di jalan raya.

Itu mungkin baru beberapa saja fenomena yang saya para pengendara yang saya temukan di jalan raya. Masih banyak lagi sepertinya, tapi capek ngetiknya (apalagi ngetik di hp kya gini). Senggaknya selesai juga lah tulisan cuap-cuap ga jelas ini dan ga penting ini. Bagaimana hasil observasimu tentang pengendara di jalan raya? Want to share it? Udah ah, mau kerja dulu, daripada nanti dibilang makan gaji buta :p

Postingan ini ga usah dibaca, tapi kalu udah dibaca, terkmakasih atas partisipasinya (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar