Pages

20160315

Hujaaan :)

Langit mendung kelabu seharian ini. Panas terik yang mencapai suhu 36°C kemarin berganti dengan suasana yang sejuk dan sendu. Awan hitam menggelayut sepanjang hari, bermula dari gerimis di pagi hari, hingga hujan lebat di sore ini.

Alhamdulillaah, semoga dengan turunnya rahmatNya ini, bisa membatalkan musim asap yang siap menghampiri kota kecil ini. Ya, kotaku ini memang langganan asap hampir disetiap tahunnya. Semoga tahun ini si asap alpha menyapa. Move on donk asap, jangan balik-balik lagi, hehe.

Hujan. Ya, aku suka hujan. Mengapa? Entahlah, tak tau pasti juga apa alasannya. Tapi aku suka memandangi rintik-rintik air langit yang turun membasahi bumi. Aku suka mendengarkan nyanyian yang disenandugkan hujan. Rasanya memberikan kedamaian tersendiri.

Aku ingin seperti hujan, yang tak pernah berhenti kembali walaupun sudah tahu rasanya jatuh berkali-kali. Ya, hujan tak pernah menyerah mendatangi bumi. Ia membiarkan dirinya jatuh mengikuti gravitasi, memberikan kesuburan dan kehidupan bagi seluruh penduduk bumi. Aaah,, betapa baiknya engkau hujan. Tak pernah menyerah dan behenti memberikan kebaikan.

Ya, hujan itu adalah rahmat. Rahmat yang diberikan Allah kepada seluruh penduduk bumi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S 42:28

ﻭَﻫُﻮَ ٱﻟَّﺬِﻯ ﻳُﻨَﺰِّﻝُ ٱﻟْﻐَﻴْﺚَ ﻣِﻦۢ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﻗَﻨَﻂُﻮا۟ ﻭَﻳَﻨﺸُﺮُ ﺭَﺣْﻤَﺘَﻪُۥ ۚ ﻭَﻫُﻮَ ٱﻟْﻮَﻟِﻰُّ ٱﻟْﺤَﻤِﻴﺪ
ُ "dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji."

Kalau bukan karena rahmatNya, maka bumi ini akan menjadi kering dan tandus. Tapi karena kasih sayangnya, ia turunkan tetesan-tetesan air yang membawa kesuburan, yang menumbuhkan tanaman-tanaman dan buah-buahan. Ia turunkan tetesan-tetesan air yang menyejukkan kehidupan. Lalu mengapa manusia masih berputus asa? Masih tidak mau mengambil pelajaran dari hujan?

Ya, hujan itu adalah rahmat-Nya. Tahukah kamu, hujan juga merupakan salah satu waktu dimana doa-doa kita diijabah sama Allah,
Jadi kalau hujan, daripada menggerutu mikiran jemuran yg kebasahan, ga bisa pulang tepat waktu karena hujan, ataupun alasan lainnya, mendingan banyak-banyakin doa aja. karena Dia Maha Mendengarkan dan insyaAllah diijabah dengan jawaban terbaik dari sisiNya.

Hujan itu juga membawa kenangan. Tak jarang hujan juga membawa khayalku pada masa yang akan datang. Tak hanya kenangan dan khayalan, tapi hujan juga menawarkan ketenangan. Aaahh,, banyak sekali rasanya cerita dibalik hujan. "Lets dancing in the rain". Sesekali rasanya ingin mandi hujan. Ingin menikmati setiap tetesan airnya menyentuh wajah. Tapi kadang malu juga, masa udah gede gini masih mandi hujan, hehe, tengsin donk 😜

Sebenarnya tadi pas pulang ngantor pas banget tuh moment nya buad mandi hujan, tapi sayangnya ga bawa motor. Jadi gagal deh mandi hujannya. Tapi aku tetap menikmati perjalanan pulang yang ditemani oleh rintik-rintik airnya yang jatuh ke jendela. Semoga hujan kan datang kembali, ku harap dia tak pernah jemu untuk menyapa kembali, walaupun tahu bagaimana rasanya jatuh berkali-kali. 😊

20160313

Maafkan Lidah yang tak Bertulang

Sudah lama tak bercerita dengan seorang sahabat ini, aku akui dia memang memiliki karakter yang super duper cuek bebek. Aku rasa kita setipe, sebelas dua belas lah yaa, mungkin itu alasannya mengapa kita masih cocok-cocok saja sampe saat ini, sudah paham kekurangan dan kelebihan masing-masing. sudah bisa menerima apa adanya diri kita masing-masing.

Ya, cuma dia. Cuma dia satu-satunya yang berani negur, berani ngingetin kalu salah, berani ngebantah argumen-argumen aku kalau memang ga bener. Yang rela dengerin cerita-cerita dan curhatan aku yang bisa dibilang ga penting-penting amat ampe tengah malem dan besok paginya mesti berangkat kerja pagi-pagi , dan sore tadi dia baru saja menyadarkan aku betapa sifat blak-blakan dan kejujuran yang aku miliki tak jarang membuat orang-orang tersinggung dan merasa tersakiti. Dia sudah menasehati sebelumnya, terimakasih sudah mengingatkan kembali 

Yah, aku dibesarkan dengan latar belakang keluarga yang mengajarkan dan mengutamakan kejujuran, kalau suka bilang suka, kalau iya bilang iya, kalau gak ya bilang enggak. Satu lagi mungkin dari intonasi suara yang memang terkesannya jutek dan marah-marah. Padahal dalam hati sebenarnya niatnya baik, tapi ga tau kenapa keluarnya malah begitu . Itu nada bicara emang udah dari sononya ya, jadi emang agak susah juga ngerubahnya, tapi walaupun sulit aku kini tengah berusaha merubahnya, semoga saja tak ada lagi yg tersakiti saat mendengarnya.


Ya, jujur itu baik. Namun terkadang kejujuran yang blak-blakan itu juga menyebabkan ketersinggungan. Aku baru tau kalau ternyata dulu banyak diantara kalian yang merasa tersakiti oleh lisan ini, bahkan ada yang katanya sampe berurai air mata. Maapkeun, maapkeun sangat ya teman-teman semuanya,  sungguh tak ada niat untuk seperti itu sebenarnya. Tapi memang lidah itu tak bertulang.

Ada satu alasan mungkin yang menyebabkan mengapa aku memiliki salah satu kepribadian dan sikap yang begitu. Aku masih melakukan proses cleansing diri untuk mencari akar permasalahannya. Karena tentu saja ini sudah mengakar lama tanpa aku sadari dan tahu persis apa penyebabnya. Semoga itu penyebabnya segera ketemu dan nisa move on untuk jadi lebih baik lagi yaa, Aamiin.

20160312

Untukmu yang akan Menjadi Masa Depanku


Hai kamu, sedang apa disana? Baik-baik sajakah?
entah mengapa dalam kesibukanku, aku masih saja memikirkanmu.
ya, kamu.
Kamu, yang dulu bagiku adalah sebuah ketidakmungkinan yang kini setiap hari aku semogakan.

Biarkanlah aku mendekapmu dalam kerinduan yang ku jaga dalam diam.
Karena, jika tidak dengan diam aku bisa apa?
Karena, jika tidak dengan diam aku harus bagaimana?
Karena diamku bukan berarti tak bernilai apa-apa.
Karena diamku bukan berarti tak peduli apa-apa.
Biarkan saja aku memendam rasa ini dalam diam. Karena dengan mengumbarnya, aku takut ia akan menjadi hambar dan memudar.

20160304

Nabung 20 Ribu

Mungkin kalian pernah baca postingan tentang nabung 20 ribu ini. Ya, aku pun menjadi terinspirasi untuk menabung 20 ribu ini karna baca postingan di fb kalau ga salah. Dimana peraturannya dalam menabung 20 ribu ini, setiap kamu ketemu uang 20 ribu, maka wajib hukumnya untuk ditabung.

Ya, setiap ketemu uang 20 ribu, maka itu duitnya wajib dimasukkin kedalam celengan. Nah, kalau aku make media celengannya dari bekas botol air mineral, karena botolnya bening dan isinya ijo-ijo, jadilah aku menamainya celengan ijo.

20160229

Antara Ego, Harga Diri, dan Proses Belajar

Terkadang diri ini masih bersaing sekuat tenaga untuk mengalahkan ego yang meninggi. Kekakuan ego ini telah terbangun dalam hitungan waktu yang tak dapat dianggap sebagai angin lalu. Mulai terbentuknya self mechanism yang menguat setiap harinya setelah berupaya dibangun selama bertahun-tahun lalu, aku akui tidak mudah memang untuk membobol sedikit dindingnya agar terpasang pintu yang mampu membuka dan mengurai egonya yang terlanjur membeku.

Aku akui sulit memang, ketika memiliki prinsip yang sudah megakar kuat menancap ke bumi, namun perlahan harus mulai melonggarkan pijakannya karena mulai mencoba memahami dan mengerti ego lain yang datang dari luar dirinya. Prinsip yang seharusnya mulai bisa teruraikan untuk beberapa alasan yang sehat dan masuk akal, namun entah mengapa hati masih enggan merelakannya mecair dan mengalir mengikuti arusnya, karena masih ada satu batasan yang membuatnya terbentur dan belum bisa mengalir dengan semestinya.

Mencoba untuk memahami ego lain yang ada di luar diri ini tidak mudah memang. Bagaimana mungkin degan mudahnya kita bisa menyatukan dua kepala untuk satu pemahaman, Dua pemikiran, dua kepribadian dan dua prinsip yang berbeda meski pada ujungnya memiliki satu tujuan yang sama.
Menekan ego pribadi yang meski terkadang serasa melukai harga diri, karena berusaha untuk memahami dan saling mengerti. Ya, mungkin memang sudah saatnya tak lagi hanya mengikuti ego pribadi. Tapi benarkah sudah saatnya bagi diri ini untuk berbagi? 

Belum, belum saat ini sepertinya. Sedikit lagi. Ya, hanya butuh waktu sesaat lagi saja. Biarkan saja kini aku belajar menetralisir ego pribadi yang ada. Karena ternyata untuk mengendalikannya tak semudah membolak-balikkan telapak tangan. Rasanya sesulit musafir yang berada di padang pasir yang begitu merindukan tetesan-tetesan hujan. Sulit memang dan tak dapat di prediksi. Unpredictable.

Untuk waktu yang tersedia ini, mari kita belajar bersama, belajar untuk mengendalikan ego ini bersama-sama. Belajar mengerti, karena pada dasarnya semua orang ingin dimengerti. Belajar untuk mengalah, karena tak selamanya mengalah berarti kalah. Belajar menahan amarah, karena membiarkannya hanya akan menambah banyak masalah. Belajar untuk memafkan, memaafkan semua kesalahan baik yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan, karena tak ada manusia yang luput dari kesalahann. Belajar untuk menerima, menerima semua kekurangan dan kelebihan yang ada. Belajar untuk saling memahami, karena seni yang paling indah dalam hidup ini adalah seni memahami, ya, seni untuk bisa memahami kamu.





_aku disini yang masih berusaha mengurai ego tanpa merasa melukai harga diri_